Pages

Kategori

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Paling Dilihat

29 Mei 2020

Tantangan Keluarga Kristen Masa Kini


Kegiatan Belajar 3 Tantangan Keluarga Kristen Masa Kini


Tantangan Keluarga Kristen Masa Kini

Tantangan Keluarga Kristen.
Munculnya berbagai isu perkembangan dunia di tengah arus modernitas, dengan sejumlah kasus-kasus kekerasan terhadap manusia, bahkan juga prilaku-prilaku dehumanis atau perilaku-perilaku yang tidak manusiawi di kalangan komunitas bangsa dan negara termasuk di dalamnya komunitas keluarga, baik kekerasan fisik maupun psikhis menjadi arena perjumpaan dan percakapan dikalangan gereja maupun masyarakat secara global maupun nasional, yang tidak pernah berhenti. Hal tersebut disebabkan diera dunia modern dengan segala perkembangannya ini, membuka peluang terjadinya perubahan nilai-nilai agama bagi keluarga Kristen yang sudah tertanam dan melekat dalam kehidupan, terkikis ditelan pengaruh modernitas. Dimana-mana terjadi involusi nilai-nilai sosial, nilai moral dan karakter melanda kehidupan keluarga Kristen masa kini.   Hal yang cukup drastis nampak adalah involusi nilai-nilai yang baik dari komunitas keluarga Kristen. Relasi dan komunikasi dikalangan komunitas keluarga Kristen menjadi terhalang. Perceraian, perselingkuhan, anak-anak terlibat narkoba dan minuman keras, seks bebas, judi baik dikalangan orang tua maupun anak-anak, bahkan juga kehidupan orang tua tunggal yang memprihatinkan. Ini merupakan tantangan yang sangat berat dihadapi oleh keluarga Kristen masa kini. Menghadapi tantangan ini keluarga Kristen harus menyadari dan mengetahui apa penyebab dibalik tantangan itu agar keluarga Kristen dapat kembali menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran Allah sebagai keluarga Allah yang sejati.

Keluarga adalah komunitas pertama dan terutama menjadi acuan penanaman nilai–nilai kebenaran bagi pertumbuhan iman anak. Orang tua adalah salah satu unsur penting dari   keluarga. Orang tua mesti menjadi rekan belajar, bercanda, bekerja sama, berelasi dan berkomunikasi dengan anak-anak tentang Allah dan karyaNya di tengah kehidupan yang dijalani. Kehidupan yang diisi oleh tatanan nilai-nilai kebenaran, mampu menyiapakan keluaraga menghadapi tantangan di zaman ini.  Relasi dan komunikasi yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran bagi anak anak, maka peluang terbentuknya kehidupan keluarga Allah yang sejati dapat terpenuhi. Keluarga sebagai pusat pembentukan kehidupan rohani, batu fondasi setiap masyarakat dimana semua anggotanya berperan untuk memperkokoh hubungan-hubungan sosial diantara anggota kelompok. Keluarga Kristen adalah pemberian Tuhan yang tidak ternilai harganya. Keluarga Kristenlah yang memegang peranan penting dalam membentuk moral dan karakter diri, dalam rumah tangganya, di tengah tantangan zaman.

Salah satu tantangan yang cukup berpengaruh adalah pandangan relativisme tentang kebenaran. Bahwa di dunia ini tidak ada hal yang absolut, hal ini menjadi ancaman besar iman keluarga Kristen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tantangan keluarga Kristen masa kini. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab keluarga Kristen mengadapi tantangan masa kini diantaranya:
  1. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat keluarga Kristen lupa akan kehidupan keluarga kecilnya yang telah terbentuk dalam dasar takut akan Allah. Tantangan yang dihadapi keluarga Kristen karena pengaruhi teknologi bukan hanya secara moral saja, tetapi media banyak mengedapkan pelanggaran hukum yang layak dilakukan. Pengaruh ini justru dapat mempengaruhi keluarga Kristen, secara perlahan-lahan menggerogoti landasan iman, kebenaran moral yang ditetapkan Allah.
  2. Materialisme. Fokus keluarga tidak lagi pada Allah tetapi pada materiDiera modern ini, kita seakan-akan digiring kepada kehidupan yang serba materialistik. Hal ini sangat berbahaya bagi keluarga-keluarga kristen masa kini. Mungkin orang tua ingin memenuhi kebutuhan anak- anak. Namun ketika hal tersebut mulai tidak terkendali, maka perlahan- lahan akan menggiring keluarga yang tidak memfokuskan kehidupannya pada Allah tetapi pada materi.
  3. Budaya anti – kekristenan. Diera millenium ini, kemerosotan moral semakin nyata, kepedulian diantara sesama sangat nampak, sebab kepentingan indifidualitas sangat menonjol. Hal ini sangat berpengaruh bagi kehancuran hidup keluarga Kristen.
  4. Hidup dengan perasaan bukan dengan iman. Keluarga kristen yang membangun kehidupannya dengan Allah berdasarkan imannya akan terus bertahan sampai kesudahannya. Sebaliknya keluarga Kristen yang hidupnya hanya dengan perasaan maka akan mudah dikuasai oleh tantangan zaman. Iman bukan sekadar kepercayaan, bukan sekadar perasaan, tetapi iman selalu berfokus pada dua hal yaitu hal nyata yang tidak kelihatan, dan segala sesuatu yang kita harapkan (Ibrani 11:1). Iman yang sejati mencakup keyakinan yang didasarkan atas fakta dan kepercayaan yang tidak tergoyahkan yang sepenuhnya berfokus kepada Allah. Iman mesti menjadi kekuatan keluarga Kristen, sebab dengan iman keluarga kristen akan merasakan kasih dan pertolongan Allah dalam menghadapi tantangan zaman.
Cara Mengatasi Tantangan Keluarga Kristen Masa Kini.
Allah dan Keluarga.
Tantangan-tantangan keluarga kristen masa kini yang diuraika sebelumnya memberi gambaran bahwa, keadaan keluarga pada masa kini di lingkungan tempat kita berada terdapat banyak masalah dan pergumulan yang dihadapi. Berkaitan dengan hal tersebut, keluarga Kristen pada masa kini perlu menyadari peranannya dengan cara memberlakukan nilai-nilai kehidupan kristiani, baik secara biblis maupun teologis sehingga menjadi perpanjangan peranan Allah dalam kehidupan keluarga Kristen secara utuh.

Keluarga sebagai pusat pembentukan kehidupan rohani.  
Dari keluarga kita mempelajari pola-pola hubungan akrab dengan orang lain, nilai-nilai, ide dan perilaku yang berproses hari demi hari, tahun demi tahun. Di samping keluarga juga ada terdapat sekolah, gereja, kelompok masyarakat yang juga berperan membentuk jati diri dan kehidupan rohani.

Keluarga sebagai tempat bernaung kudus
Maksudnya adalah keluarga merupakan tempat penerimaan, pembinaan, pertumbuhan yang memberdayakan anggota-anggota keluarga untuk berperan serta dalam tindakan kasih dan penyelamatan Allah yang terus berlanjut. Bukan berarti kita mencintai dan memuja dan mengisolir diri terhadap masyarakat, tetapi sebaliknya menjadi tempat bernaung kepada anggota keluarga untuk memberikan bimbingan, pertolongan dan penyelamatan untuk lingkungan.

Keluarga yang mencerminkan kasih Allah secara holistik. 
Di sini kehidupan keluarga perlu ditata untuk mencerminkan atau merefleksikan kasih Allah yang memberikan pengasuhan secara fisik, mental/emosional, sosial, spiritual/rohani kepada para anggotanya. Hal ini juga dikenal sebagai kasih Allah yang bersifat holistik. Hubungan-hubungan di dalam keluarga yang memberi tempat kepada ciri khas, sifat dan tujuan masing-masing anggota secara alamiah adalah hal yang penting. Dari cara pandang iman maka cara kita saling berhubungan seharusnya menjadi perwujudan kasih Allah terhadap sesama sebagai anggota keluarga.

Keluarga sebagai pencerita. 
Keluarga adalah pencerita yang alamiah dimana orang yang lebih tua (kakek, nenek, ayah, ibu) adalah pencerita utama untuk menceritakan karya-karya Allah di dalam keluarga sebagai kabar kesukaan. Orang tua yang bercerita adalah bagian dalam kebudayaan kita yang seringkali kita abaikan.

Melibatkan Tuhan dalam Kehidupan Keluarga
Dalam keluarga Krisen, ada hal yang khas berkaitan dengan peran Tuhan dalam keluarga. Peran Tuhan melingkupi seluruh aspek kehidupan keluarga maupun pribadi yang meliputi kebutuhan keluarga akan berkat Tuhan, pengampunan serta pembaharuan oleh Tuhan.

Berkat Tuhan. 
Pengertian berkat Tuhan cakupannya sangat luas, bukan hanya sekadar uang atau hal material lainnya. Berkat Tuhan juga meliputi kesehatan, sukacita, damai sejahtera, kemenangan, umur panjang, kebahagiaan, dan sebagainya. Berkat Tuhan dibutuhkan keluarga  sebagai bagian dari penyertaan Tuhan seperti yang dijanjikan dalam Alkitab kepada orangorang yang berkenan kepadaNya, misalnya  Abraham yang diberkati Tuhan dalam segala hal (Kejadian 24:1), Obed-Edom beserta keluarganya diberkati Tuhan karena membiarkan tabut Tuhan tinggal dalam rumah mereka (2 Samuel 6:11).  Berkat Tuhan juga akan diterima oleh keluarga Kristen pada masa kini yang tetap setia berpedoman dan berpegang kepada Tuhan, seperti ucapan berkat yang ditulis dalam Bilangan 6:24-26.

Pengampunan Tuhan. 
Tak seorangpun yang hidupnya sempurna di dunia ini, termasuk anda dan saya. Kita berbuat dosa di dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan.  Kematian Tuhan Yesus merupakan tanda kasih yang sangat besar kepada umat manusia sebagai Tuhan Yang Maha Pengampun (Efesus 1:7). Seperti Tuhan yang mengampuni, kita sebagai orang Kristen harus bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Pengampunan adalah sesuatu yang sangat indah, karena selalu membawa kedamaian, keharmonisan, menumbuhkan persekutuan dan hubungan yang baik dengan sesama, sehingga pengampunan ini menjadi salah satu kekhasan keluarga Kristen yang menjadikan Tuhan sebagai pedoman kehidupan keluarga.

Bisa dibayangkan jika dalam kehidupan keluarga Kristen, baik antara orang tua dengan anak, maupun antara anak-anak tidak bisa saling mengampuni dan memaafkan, maka yang tumbuh dalam kehidupan keluarga adalah rasa kepahitan, ketidak-harmonisan, kebencian yang sama sekali tidak menunjukkan kehadiran Tuhan.

Pembaharuan oleh Tuhan. 
Pembaharuan oleh Tuhan sering disebut juga dalam kekristenan sebagai hidup baru’. Artinya, manusia memulai kehidupan yang lebih baik dan berarti di dalam Kristus. Kristus masuk dan berdiam dalam kehidupan manusia yang baru, yang tidak sama dengan kehidupannya yang lama. Pembaharuan oleh Tuhan dalam keluarga kita akan dirasakan dalam arah dan tujuan kehidupan keluarga yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Orientasi keluarga bukan hanya kepada kehidupan keluarga sendiri, tetapi berpusat hanya kepada Kristus. Seperti dalam Efesus 4:17-20, kehidupan yang diperbaharui oleh Tuhan bukan lagi kehidupan dengan pikiran yang sia-sia, hidup dalam persekutuan yang jauh dari Allah, hidup dalam kedegilan hati, melainkan kehidupan yang mengerti siapa Allah dan apa yang menjadi kehendakNya dalam hidup keluarga kita.

Oleh karena itu, dalam kerendahan hati datanglah kepada Tuhan bersama dengan keluarga kita, mohon Tuhan berkenan hadir dan membaharui kehidupan pribadi dan keluarga setiap hari. Dengan demikian, Tuhan yang menjadi pedoman kehidupan keluarga akan memberi sukacita dan damai sejahtera, sehingga keluarga kita menjadi berkat dan kesaksian bagi sesama kita.

Memaknai Tantangan Keluarga Kristen

Setiap keluarga Kristen yang percaya pada Allah sedapatnya memaknai setiap tantangan kehidupan masa kini demi pertumbuhan imannya kearah kedewasaan rohani sebagai keluarga Allah. Semakin banyak tantangan membuat keluarga semakin berakar, bertumbuh dan berbuah menurut kehendak Allah. Berakar berarti mendengarkan Firman Tuhan, menerimanya, dan membuat firman itu bertumbuh dalam hatinya, serta mengeluarkan buah-buah kebaikan, kebenaran, melalui pikiran, perkataan dan perbuatan dalam hidup. Perumpamaan tentang penabur yang diajarkan Tuhan Yesus, kepada kita termasuk keluarga tentang tempat dimana dan bagaimana benih Firman itu ditabur oleh seorang penabur, menginsfirasikan tentang hati sebagai tempat bertumbuhnya Firman Allah. Hati yang keras, akan sulit ditempati firman, hati yang rapuh juga sulit untuk tumbuhnya benih firman, hati yang penuh kekhawatiran, ketakutan juga sangat sulit bertumbuhnya firman. (Matius 7:24-25). Berbeda dengan hati yang lemah lembut, hati yang mau mendengarkan firman Tuhan, disitulah tempat firman itu bertumbuh kuat dan subur, keluarga Kristen yang bertumbuh dengan setiap tantangan kehidupan, adalah keluarga Kristen yang menjadikan firman Tuhan itu tumbuh dalam kehidupan keluarganya, sehingga apapaun tantangan kehidupan keluarga Kristen mampu menghadapinya dengan kekuatan Firman Tuhan.

Bertumbuh di dalam Kristus ibarat daun yang berguna untuk segalanya. Jika tidak ada daun, maka tumbuhan tidak akan hidup, walaupun sudah ada akar dan batang. Karena daun merupakan pusat makanan dari tumbuhan. Tumbuhan membuat makanannya melakukan fotosintesis dari daun. Filosofis ini memberi makna bahwa kehidupan manusia yang mau bertumbuh di dalam Kristus   haruslah dari diri sendiri dengan kata lain mandiri. Hidup mandiri bukan berarti hidup tidak membutuhkan orang lain, tetapi hidup untuk bertanggungjawab terhadap apa yang kita lakukan. Jelasnya setiap tantangan yang menghimpit keluarga Kristen maka mereka harus mampu bertanggungjawab atas tantangan itu. Bertumbuh di dalam Kristus pada akhirnya menjadikan hidup keluarga berbuah yang sempurna dan sejati. Buah yang dihasilkan tentunya sangat berguna bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Keluarga Kristen yang berbuah di dalam Kristus merupakan tanda terjadinya kehidupan. Alkitab menjelaskan, jika iman kita tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu tidak ada artinya atau tidak hidup. Keluarga Kristen yang berbuah dalam Kristus, menunjukan kematangan dirinya (Yoh 15:4)