Kegiatan Belajar 3 Tantangan Keluarga
Kristen Masa Kini
Tantangan Keluarga
Kristen Masa Kini
Tantangan Keluarga Kristen.
Munculnya berbagai isu perkembangan dunia di tengah
arus modernitas, dengan sejumlah kasus-kasus kekerasan terhadap manusia, bahkan juga prilaku-prilaku dehumanis atau perilaku-perilaku yang tidak manusiawi di kalangan komunitas bangsa dan
negara termasuk
di dalamnya
komunitas keluarga, baik kekerasan fisik maupun psikhis
menjadi arena perjumpaan dan percakapan dikalangan
gereja maupun masyarakat secara global maupun nasional, yang
tidak pernah berhenti. Hal tersebut disebabkan
diera dunia modern
dengan segala perkembangannya ini,
membuka peluang terjadinya perubahan nilai-nilai agama
bagi keluarga Kristen yang sudah tertanam dan melekat dalam kehidupan, terkikis ditelan
pengaruh modernitas. Dimana-mana terjadi involusi nilai-nilai sosial,
nilai moral dan karakter melanda kehidupan keluarga Kristen masa kini. Hal
yang cukup drastis nampak adalah involusi nilai-nilai yang
baik
dari komunitas keluarga Kristen. Relasi dan komunikasi dikalangan komunitas keluarga Kristen menjadi terhalang. Perceraian, perselingkuhan, anak-anak terlibat narkoba dan minuman keras, seks bebas, judi baik dikalangan orang tua maupun anak-anak, bahkan juga kehidupan orang tua tunggal yang
memprihatinkan. Ini merupakan
tantangan yang sangat berat dihadapi oleh keluarga Kristen masa kini. Menghadapi tantangan
ini
keluarga Kristen
harus menyadari dan mengetahui apa penyebab dibalik
tantangan itu agar
keluarga Kristen dapat kembali menjunjung
tinggi nilai-nilai kebenaran Allah sebagai keluarga Allah yang sejati.
Keluarga adalah komunitas pertama dan
terutama menjadi acuan
penanaman nilai–nilai kebenaran
bagi pertumbuhan iman anak.
Orang tua
adalah salah satu unsur penting dari keluarga. Orang tua mesti menjadi
rekan
belajar, bercanda, bekerja sama,
berelasi dan berkomunikasi dengan anak-anak
tentang Allah
dan karyaNya di tengah kehidupan yang dijalani. Kehidupan yang
diisi oleh tatanan nilai-nilai kebenaran,
mampu menyiapakan keluaraga
menghadapi tantangan di zaman
ini. Relasi dan
komunikasi yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran bagi anak
anak, maka peluang terbentuknya kehidupan keluarga Allah yang sejati
dapat terpenuhi. Keluarga sebagai pusat pembentukan kehidupan rohani,
batu fondasi setiap masyarakat dimana semua anggotanya berperan
untuk memperkokoh hubungan-hubungan sosial diantara anggota kelompok.
Keluarga Kristen adalah pemberian
Tuhan yang tidak ternilai harganya. Keluarga Kristenlah yang memegang
peranan penting
dalam membentuk
moral dan karakter diri, dalam rumah tangganya, di tengah tantangan zaman.
Salah satu tantangan yang cukup berpengaruh adalah pandangan relativisme
tentang
kebenaran. Bahwa di dunia ini tidak ada hal yang absolut, hal ini menjadi ancaman besar
iman
keluarga Kristen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tantangan keluarga Kristen masa kini. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab keluarga Kristen mengadapi tantangan masa kini diantaranya:
- Perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat keluarga Kristen lupa akan kehidupan keluarga kecilnya yang telah terbentuk dalam dasar takut akan Allah. Tantangan yang dihadapi keluarga Kristen karena pengaruhi teknologi bukan hanya secara moral saja, tetapi media banyak mengedapkan pelanggaran hukum yang layak dilakukan. Pengaruh ini justru dapat mempengaruhi keluarga Kristen, secara perlahan-lahan menggerogoti landasan iman, kebenaran moral yang ditetapkan Allah.
- Materialisme. Fokus keluarga tidak lagi pada Allah tetapi pada materi. Diera modern ini, kita seakan-akan digiring kepada kehidupan yang serba materialistik. Hal ini sangat berbahaya bagi keluarga-keluarga kristen masa kini. Mungkin orang tua ingin memenuhi kebutuhan anak- anak. Namun ketika hal tersebut mulai tidak terkendali, maka perlahan- lahan akan menggiring keluarga yang tidak memfokuskan kehidupannya pada Allah tetapi pada materi.
- Budaya anti – kekristenan. Diera millenium ini, kemerosotan moral semakin nyata, kepedulian diantara sesama sangat nampak, sebab kepentingan indifidualitas sangat menonjol. Hal ini sangat berpengaruh bagi kehancuran hidup keluarga Kristen.
- Hidup dengan perasaan bukan dengan iman. Keluarga kristen yang membangun kehidupannya dengan Allah berdasarkan imannya akan terus bertahan sampai kesudahannya. Sebaliknya keluarga Kristen yang hidupnya hanya dengan perasaan maka akan mudah dikuasai oleh tantangan zaman. Iman bukan sekadar kepercayaan, bukan sekadar perasaan, tetapi iman selalu berfokus pada dua hal yaitu hal nyata yang tidak kelihatan, dan segala sesuatu yang kita harapkan (Ibrani 11:1). Iman yang sejati mencakup keyakinan yang didasarkan atas fakta dan kepercayaan yang tidak tergoyahkan yang sepenuhnya berfokus kepada Allah. Iman mesti menjadi kekuatan keluarga Kristen, sebab dengan iman keluarga kristen akan merasakan kasih dan pertolongan Allah dalam menghadapi tantangan zaman.
Cara
Mengatasi Tantangan Keluarga Kristen Masa Kini.
Allah dan Keluarga.
Tantangan-tantangan
keluarga kristen masa
kini yang diuraika sebelumnya memberi gambaran bahwa, keadaan keluarga pada masa kini di lingkungan tempat kita berada terdapat banyak
masalah dan
pergumulan
yang dihadapi. Berkaitan dengan hal tersebut, keluarga Kristen pada masa
kini
perlu menyadari peranannya dengan cara memberlakukan nilai-nilai kehidupan kristiani, baik secara biblis maupun teologis sehingga menjadi perpanjangan
peranan
Allah
dalam kehidupan
keluarga Kristen secara utuh.
Keluarga sebagai pusat pembentukan
kehidupan rohani.
Dari
keluarga kita mempelajari pola-pola hubungan akrab dengan orang lain,
nilai-nilai, ide dan perilaku yang berproses hari demi hari, tahun demi tahun. Di
samping keluarga
juga
ada terdapat sekolah, gereja,
kelompok masyarakat yang juga berperan
membentuk jati diri dan kehidupan rohani.
Keluarga sebagai tempat
bernaung
kudus.
Maksudnya
adalah
keluarga merupakan
tempat penerimaan,
pembinaan, pertumbuhan
yang memberdayakan
anggota-anggota
keluarga untuk berperan
serta
dalam tindakan kasih dan penyelamatan Allah yang terus berlanjut. Bukan
berarti kita mencintai
dan memuja
dan mengisolir
diri terhadap masyarakat, tetapi sebaliknya menjadi tempat bernaung
kepada anggota
keluarga untuk memberikan bimbingan, pertolongan dan penyelamatan untuk
lingkungan.
Keluarga yang mencerminkan kasih Allah secara holistik.
Di sini
kehidupan keluarga perlu
ditata untuk
mencerminkan
atau merefleksikan kasih Allah yang memberikan pengasuhan secara fisik, mental/emosional, sosial, spiritual/rohani kepada para anggotanya. Hal ini juga dikenal sebagai
kasih Allah yang bersifat holistik. Hubungan-hubungan di dalam keluarga
yang memberi tempat kepada ciri khas, sifat dan tujuan
masing-masing
anggota secara alamiah
adalah hal yang penting. Dari cara pandang
iman maka cara kita saling
berhubungan seharusnya menjadi perwujudan kasih
Allah
terhadap sesama sebagai anggota keluarga.
Keluarga sebagai pencerita.
Keluarga adalah pencerita yang
alamiah dimana orang yang
lebih tua (kakek, nenek, ayah, ibu) adalah pencerita
utama untuk menceritakan
karya-karya Allah
di dalam keluarga sebagai
kabar kesukaan. Orang tua yang bercerita adalah bagian dalam kebudayaan
kita
yang seringkali kita abaikan.
Melibatkan Tuhan dalam
Kehidupan Keluarga
Dalam keluarga Krisen, ada hal yang khas berkaitan dengan peran
Tuhan
dalam keluarga. Peran
Tuhan
melingkupi seluruh
aspek kehidupan
keluarga maupun pribadi yang meliputi
kebutuhan keluarga akan berkat
Tuhan,
pengampunan
serta pembaharuan oleh Tuhan.
Berkat Tuhan.
Pengertian berkat
Tuhan cakupannya sangat luas, bukan
hanya sekadar uang atau
hal
material lainnya. Berkat Tuhan juga meliputi
kesehatan,
sukacita, damai sejahtera, kemenangan, umur panjang, kebahagiaan,
dan sebagainya. Berkat Tuhan
dibutuhkan keluarga sebagai
bagian dari
penyertaan Tuhan seperti yang dijanjikan dalam Alkitab kepada orangorang yang berkenan kepadaNya, misalnya Abraham yang diberkati Tuhan
dalam segala hal (Kejadian
24:1), Obed-Edom beserta
keluarganya diberkati Tuhan karena membiarkan tabut Tuhan tinggal dalam rumah mereka (2 Samuel 6:11).
Berkat Tuhan juga akan diterima oleh
keluarga Kristen pada masa kini yang tetap setia berpedoman dan berpegang kepada Tuhan,
seperti ucapan berkat yang
ditulis dalam Bilangan
6:24-26.
Pengampunan Tuhan.
Tak seorangpun yang hidupnya sempurna di dunia ini, termasuk anda dan saya. Kita berbuat dosa di dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan. Kematian Tuhan
Yesus merupakan
tanda
kasih yang sangat besar kepada umat manusia sebagai
Tuhan Yang Maha Pengampun (Efesus
1:7). Seperti
Tuhan
yang mengampuni, kita sebagai orang Kristen harus bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Pengampunan adalah sesuatu yang sangat indah, karena selalu membawa
kedamaian, keharmonisan, menumbuhkan persekutuan dan hubungan yang
baik
dengan sesama, sehingga pengampunan ini menjadi salah satu kekhasan
keluarga Kristen yang menjadikan Tuhan
sebagai pedoman kehidupan
keluarga.
Bisa dibayangkan jika dalam kehidupan keluarga Kristen, baik antara orang
tua
dengan anak, maupun antara anak-anak tidak bisa saling mengampuni dan memaafkan, maka yang tumbuh dalam kehidupan
keluarga adalah rasa kepahitan,
ketidak-harmonisan,
kebencian
yang sama sekali tidak
menunjukkan
kehadiran
Tuhan.
Pembaharuan oleh Tuhan.
Pembaharuan oleh Tuhan sering disebut juga dalam
kekristenan sebagai ‘hidup baru’. Artinya, manusia memulai
kehidupan yang
lebih baik dan berarti di dalam Kristus. Kristus masuk dan
berdiam dalam kehidupan manusia yang baru, yang
tidak sama dengan kehidupannya yang lama. Pembaharuan
oleh
Tuhan dalam keluarga kita
akan dirasakan dalam arah dan tujuan kehidupan keluarga yang
sesuai
dengan apa
yang
dikehendaki
oleh
Tuhan.
Orientasi keluarga bukan
hanya kepada kehidupan
keluarga sendiri, tetapi berpusat hanya kepada Kristus. Seperti dalam Efesus 4:17-20, kehidupan yang
diperbaharui oleh Tuhan bukan
lagi kehidupan dengan pikiran
yang sia-sia, hidup
dalam persekutuan yang jauh dari Allah, hidup dalam kedegilan hati, melainkan kehidupan yang
mengerti siapa Allah dan
apa
yang menjadi kehendakNya
dalam hidup keluarga kita.
Oleh karena
itu,
dalam kerendahan hati datanglah kepada
Tuhan
bersama dengan
keluarga kita,
mohon
Tuhan
berkenan hadir
dan
membaharui kehidupan pribadi dan
keluarga setiap
hari.
Dengan
demikian, Tuhan yang
menjadi pedoman kehidupan
keluarga akan memberi sukacita dan
damai sejahtera, sehingga keluarga kita menjadi berkat dan kesaksian
bagi sesama kita.
Memaknai Tantangan Keluarga Kristen
Setiap
keluarga Kristen yang percaya pada Allah sedapatnya memaknai setiap tantangan
kehidupan masa kini demi pertumbuhan imannya kearah kedewasaan rohani sebagai
keluarga Allah. Semakin banyak tantangan membuat keluarga semakin berakar,
bertumbuh dan berbuah menurut kehendak Allah. Berakar berarti mendengarkan
Firman Tuhan, menerimanya, dan membuat firman itu bertumbuh dalam hatinya,
serta mengeluarkan buah-buah kebaikan, kebenaran, melalui pikiran, perkataan
dan perbuatan dalam hidup. Perumpamaan tentang penabur yang diajarkan Tuhan
Yesus, kepada kita termasuk keluarga tentang tempat dimana dan bagaimana benih
Firman itu ditabur oleh seorang penabur, menginsfirasikan tentang hati sebagai
tempat bertumbuhnya Firman Allah. Hati yang keras, akan sulit ditempati firman,
hati yang rapuh juga sulit untuk tumbuhnya benih firman, hati yang penuh
kekhawatiran, ketakutan juga sangat sulit bertumbuhnya firman. (Matius
7:24-25). Berbeda dengan hati yang lemah lembut, hati yang mau mendengarkan
firman Tuhan, disitulah tempat firman itu bertumbuh kuat dan subur, keluarga
Kristen yang bertumbuh dengan setiap tantangan kehidupan, adalah keluarga
Kristen yang menjadikan firman Tuhan itu tumbuh dalam kehidupan keluarganya,
sehingga apapaun tantangan kehidupan keluarga Kristen mampu menghadapinya
dengan kekuatan Firman Tuhan.
Bertumbuh di dalam Kristus ibarat daun yang berguna untuk segalanya. Jika tidak ada daun, maka tumbuhan tidak akan hidup, walaupun sudah ada akar
dan batang. Karena daun
merupakan pusat makanan
dari
tumbuhan. Tumbuhan membuat makanannya melakukan fotosintesis dari daun. Filosofis ini memberi makna bahwa kehidupan manusia yang
mau bertumbuh di dalam Kristus haruslah dari diri sendiri dengan kata lain
mandiri. Hidup
mandiri bukan berarti hidup tidak membutuhkan
orang lain,
tetapi
hidup
untuk bertanggungjawab
terhadap apa yang kita lakukan.
Jelasnya setiap tantangan yang
menghimpit keluarga Kristen maka mereka
harus mampu bertanggungjawab atas tantangan itu. Bertumbuh di dalam
Kristus pada akhirnya menjadikan hidup keluarga berbuah yang sempurna
dan
sejati. Buah yang
dihasilkan tentunya sangat berguna bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Keluarga Kristen yang berbuah di dalam Kristus merupakan tanda terjadinya kehidupan. Alkitab menjelaskan, jika iman kita tidak disertai dengan
perbuatan, maka iman
itu tidak ada artinya atau
tidak
hidup. Keluarga Kristen yang
berbuah dalam Kristus, menunjukan
kematangan dirinya (Yoh
15:4)