Bab IV. MENGASIHI
DAN MENGHASILKAN PERUBAHAN
Bahan Alkitab: Lukas 15:21-24; Yohanes 3:16; Roma
12:9-21
A. PENGANTAR
Menurut kamu,
kekuatan apa yang paling dahsyat di dunia ini? Kekuatan negara adidaya? Kekuasaan yang tak terbatas dari seorang
penguasa yang paling ditakuti rakyatnya? Kekuatan uang orang yang paling kaya?
Coba diskusikan dengan temanmu sebangku!
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Warren Buffett,
salah seorang terkaya di dunia, pernah ditanyai, apa nasihat terbaik yang
pernah diterimanya. Ia menjawab,
“Kekuatan dari cinta kasih yang tanpa syarat.
Maksudnya, tidak ada kekuatan apapun juga di muka bumi ini yang sebanding
dengan kekuatan cinta kasih yang tak bersyarat. Dan saya pikir, bahwa bila kita
menawarkan hal itu kepada anak kita, maka 90% anak itu sudah berada di jalan
menuju rumah. Mungkin ada saat-saatnya ketika kita tidak merasa nyaman
dengannya, namun bila tahu bahwa kita bisa selalu pulang, maka itu sesuatu yang
sangat berarti di dalam hidup ini. … Dan saya ingin mengatakan bahwa setiap
orangtua yang dapat menunjukkan kasih seperti itu kepada anaknya sejak masih
kecil, maka cinta kasih itu akan menghasilkan manusia yang lebih baik.”
Dalam pelajaran
ini kita akan melihat mengapa kita perlu mengasihi orang lain, dan bagaimana
kasih itu dapat menghasilkan perubahan yang sangat luar biasa.
Pada bacaan yang
pertama, Lukas 15:21-24, kita menemukan cinta kasih seorang ayah yang luar
biasa. Barangkali kasihnya ini mencerminkan kasih Allah kepada kita, manusia
yang berdosa.
Dalam perumpamaan
“Anak yang Hilang” ini, si anak bungsu meminta agar diadakan pembagian harta
warisan, Padahal sang ayah masih hidup!
Sekarang, bacalah
kelanjutan ceritanya. Lalu bahaslah bersama temanmu sebangku, apa yang terjadi
dengan si anak bungsu itu. Apakah dia merasa senang dengan uang yang ia miliki?
Apakah ia selamanya merasa bahagia? Kalau tidak, apa sebabnya? Lalu, apa
langkah selanjutnya yang ia ambil setelah seluruh uangnya habis?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Bagaimana
pengalaman kamu dengan ibumu dan ayahmu? Apakah kamu mempunyai pengalaman yang
indah, yang memberikan dorongan dan semangat kepada kamu untuk belajar dan
mengembangkan karier? Ataukah justru pengalaman yang kurang menyenangkan?
Adakah pengalaman yang menarik yang kamu peroleh dari ibumu dan ayahmu tentang
bagaimana mereka berkorban untuk keluarga?
Ceritakanlah
pengalaman kamu kepada teman-temanmu!
…………………………………………………………………………
B. KISAH CINTA SEORANG AYAH
James Kim (1971-2006) adalah seorang laki-laki
keturunan Korea yang lahir di Amerika Serikat. Ia bekerja di San Francisco
sebagai seorang jurnalis produk-produk teknologi industri di sebuah majalah di
kota itu. Pada tanggal 17 November 2006, pada masa liburan Pengucapan Syukur,
Kim bersama istrinya, Kati, dan kedua anak perempuan mereka, Sabine dan
Penelope, masing-masing berusia 9 bulan dan 4 tahun, pergi berlibur ke Seattle
untuk mengunjungi teman-teman mereka. Dari Seattle mereka pergi ke arah Gold
Beach, sekitar 220 km jauhnya di pesisir Oregon. Kim dan keluarganya berhenti
di sebuah restoran di kota Roseburg di Oregon untuk makan malam.
Setelah makan malam, mereka kembali menyusuri jalan
raya. James Kim mengemudikan mobil, sementara Kati menjadi pengamat jalan. Di
tengah perjalanan kedua suami istri itu membuat beberapa kesalahan yang fatal.
Untuk mencapai Gold Beach, mereka harus mengambil Rute 42, dengan melalui Exit
119. Mereka tidak melihat exit itu, melainkan berjalan terus.
Kesalahan demi kesalahan terjadi, sehingga akhirnya mereka
terjebak di badai salju. James dan Kati berusaha menggunakan telepon genggam
mereka, namun ternyata tidak ada sinyal di sana.
“Kami hanya menunggu, dan yakin bahwa pasti ada orang
yang akan mencari kami,” Kati menceritakan belakangan. Esok harinya, James
membuat tulisan S.O.S. di salju untuk menarik perhatian orang. Mereka mulai kehabisan
makanan. Pada hari ketiga, Kati memutuskan untuk menyusui kedua anaknya.
Pada hari ketujuh, James memutuskan untuk mengambil jalansatu-satunya
yang tersisa. Ia meninggalkan mobilnya untuk mencari pertolongan.
Sementara itu, ayah James, seorang hartawan, memberangkatkan
tiga helikopter dan sebuah tim pencari dengan 25 orang. Dua perusahaan telepon
genggam menawarkan bantuan untuk mencari keluarga Kim itu lewat telepon genggam
mereka.
Pada hari yang kesembilan, pilot helikopter, John Rachor,
menemukan mobil Kim. Ia mengirimkan pesan lewat radio, dan dalam beberapa menit
saja lebih banyak helikopter yang datang. Mereka menemukan Kati Kim dan kedua
anaknya yang menderita sengatan salju dan sangat kelaparan. Namun mereka
selamat. James tidak ditemukan.
Di mana James? Ia berusaha mencari jalan untuk menemukan permukiman orang. Namun James salah mengambil jalan, sehingga ia malah semakin jauh dari permukiman. Belakangan James ditemukan meninggal. (ABC News. ‘20/20’ Exclusive: Kati Kim on Her Family’s Harrowing Ordeal”, 11 Februari 2011
Ini adalah kisah cinta seorang ayah yang luar biasa. Ia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menemukan pertolongan bagi istri dan kedua anaknya. Ia berusaha dengan seluruh daya dan kemampuannya, namun ia gagal dan akhirnya malah meninggal dunia. Pelajaran apa yang dapat kamu tarik dari kisah James Kim ini?
Catatan saya:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
C. CINTA KASIH: KEKUATAN YANG LUAR BIASA
Cinta kasih adalah
suatu kekuatan yang luar biasa dahsyatnya. Dalam Injil Yohanes 3:16 dikatakan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Apa
yang dapat kita simpulkan dari ayat ini? Allah ternyata sangat mengasihi kita
umat manusia. Untuk itulah Allah telah mengutus Yesus Kristus untuk menyatakan
kasih-Nya.
Seringkali orang
mengira bahwa kedatangan Yesus adalah untuk menjanjikan hidup kekal nanti di
surga kalau kita sudah mati. Pemahaman ini sangat keliru. Seolah-olah iman
Kristen baru bisa kita rasakan manfaatnya setelah kita meninggal kelak. Kalau
demikian halnya, bagaimana dengan kehidupan kita di masa sekarang ini? Bukankah
kita pun membutuhkan kasih Allah di masa hidup kita di dunia, sekarang ini
juga?
Karena itulah,
kehadiran Yesus Kristus sebagai tanda kasih Allah Bapa bagi kita di dunia,
mestinya sudah bisa kita rasakan di masa kini juga. Ketika Yesus masih ada di
dunia secara fisik sekitar 2000 tahun yang lalu, orang banyak sudah bisa
menikmati kehadiran-Nya. Yang lumpuh bisa berjalan kembali, yang buta bisa
melihat, yang mati dibangkitkan, dan mereka yang tersingkirkan dihampiri Yesus
dan Yesus menjadi sahabat mereka. Orang-orang yang dijumpai dan disapa oleh
Yesus mengalami perubahan yang dahsyat. Hidup mereka diliputi oleh sukacita dan
pengharapan baru. Mereka menyadari bahwa hidup mereka bermakna karena Yesus.
D. CINTA KASIH YANG MENGUBAH DAN MENDAMAIKAN
Dr. Martin Luther King, Jr., adalah seorang
pendeta Gereja Baptis yang berkulit hitam dari Amerika Serikat. Ia pernah
berkata, “Kegelapan tidak dapat mengusir kegelapan; hanya terang yang dapat
melakukannya. Kebencian tidak dapat mengusir kebencian; hanya cinta kasih yang
dapat melakukannya.”
King adalah
seorang tokoh pemimpin perjuangan hak-hak sipil masyarakat kulit hitam di AS.
Ia berulang kali mendapatkan ancaman pembunuhan. Rumah-nya beberapa kali di bom.
Namun demikian, King tetap bersiteguh dalam perjuangannya tanpa menggunakan
kekerasan. Akhirnya King sendiri ditembak mati oleh orang yang tidak mau
mengakui bahwa orang kulit hitam pada hakikatnya sederajat dengan orang kulit
putih. Pada 4 April 1968, pada sekitar pukul 18, King ditembak di balkon sebuah
hotel di Memphis, Tennessee, AS.
Malam sebelumnya,
King menyampaikan pidatonya dan ia berkata demikian:
Lalu aku pergi ke Memphis. Dan beberapa orang
mengatakan bahwa ada ancaman, atau ada yang akan mengancam kami. Apa yang akan
terjadi atas diriku dari beberapa saudara kita kulit putih yang sakit jiwa?
Yah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang.
Kita akan menghadapi hari-hari yang berat ke depan. Tapi itu tidak menjadi
masalah bagiku sekarang. Karena aku telah tiba di puncak gunung. Dan aku tidak
peduli. Seperti setiap orang lain, aku ingin hidup lama. Usia panjang tentu
disukai orang. Tapi aku tidak peduli akan hal itu sekarang. Aku hanya ingin
melakukan kehendak Allah. Dan Ia telah mengizinkan aku naik ke puncak gunung.
Dan aku memandang ke seberang sana. Dan aku telah melihat negeri perjanjian.
Mungkin saja aku tidak akan mencapainya bersama-sama kalian. Namunaku ingin
mengatakan kepada kalian malam ini, bahwa kita, sebagai satu bangsa, akan tiba
ke negeri perjanjian itu. Karena itu aku bahagia malam ini. Aku tidak takut
akan apapun. Aku tidak takut kepada siapapun. Mataku telah melihat Tuhan yang
sedang datang.
Apa yang dikatakan
oleh King menunjukkan keberanian yang luar biasa. King telah merasakan kasih
Yesus Kristus di dalam hidupnya. Karena cinta kasih Kristus itulah, ia pun
belajar untuk mengasihi orang-orang yang membenci dirinya. King membandingkan
dirinya dengan Musa yang dibawa Allah ke puncak gunung untuk melihat negeri
perjanjian (Ulangan 34:1-4). Dengan mata imannya, King percaya bahwa negeri
perjanjian – sebuah negara yang tidak membeda-bedakan warna kulit warga
negaranya – sudah terbentang di depan. Perjuangan bangsanya sudah hampir tiba
pada tujuannya. Kita tahu itu ketika Barrack Obama terpilih sebagai orang kulit
hitam pertama yang menjadi presiden Amerika Serikat.
Dari kata-katanya
di atas, tampak bahwa King paham benar apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus;
44Tetapi
Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu. 45Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar. 46Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? (Matius 5:44-46)
Bagaimana pendapat
kamu tentang pernyataan ini? Coba diskusikan dengan teman-teman kamu. Ceritakan
pengalaman kamu, apabila kamu pernah berhasil mengalahkan kebencian dengan
cinta kasih.
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
E. CINTA KASIH YANG MEMADAMKAN API PERMUSUHAN
Dalam Roma
12:9-21, Rasul Paulus mengajarkan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, yaitu
mengatasi kemarahan dengan kasih. Paulus mengatakan, Tetapi, jika seterumu
lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat
demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah
terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan (Roma
12:20-21).
Menurut kamu,
apakah arti ayat-ayat di atas?
Sebuah organisasi
di Kanada, Peace it Together, dibentuk pada Januari 2004 dengan maksud untuk
mengadakan kamp selama tiga minggu untuk remaja Palestina, Israel, dan Kanada.
Kamp itu berisi kegiatan seni gabungan, pembangunan tim dan latihan dialog,
kegiatan di udara terbuka, dan berbagai upaya kreatif untuk memungkinkan para
pesertanya untuk saling bersahabat, membangun kecakapan berkomunikasi dan cara
baru dalam mendengarkan orang lain, menantang pandangan-pandangan lama yang
dianggap memang sudah semestinya demikian (stereotip), serta membangun rasa
welas kasih terhadap “musuh” mereka. Program ini melibatkan sebuah perusahaan
film dan televisi, sebuah perusahaan yang biasa melakukan pendidikan
pengembangan dan penggunaan media di Kanada dan bisa mengajarkan orang membuat
film dalam seminggu.
Pada musim panas
2006, 10 remaja Israel, 10 remaja Palestina, dan 9 remaja Kanada diundang untuk
ikut serta dalam sebuah dialog yang intensif. Lalu mereka dibagi-bagi dalam
kelompok kecil untuk membuat film-film pendek tentang konflik Israel-Palestina.
Seorang remaja Palestina mengisahkan kesannya demikian, “Sebagai seorang Palestina di Peace it Together, saya tertolong dalam menentukan peranan saya. Saya terus berbagi tentang film kami, sambil terus mengisahkan kisah-kisah kami. Sementara saya menoleh ke belakang dan mengenang semua ingatan yang kami miliki, saya terheran-heran ketika saya menemukan betapa kami mempercayai satu sama lain, meskipun kami menghadapi berbagai tantangan. Semua dukungan yang telah kami terim setelah kembali, telah menolong visi perdamaian kami untuk semakin terbuka. Kamp musim panas ini barulah awal. Kami semua berada di sini bersama-sama.”
Sementara itu,
seorang peserta dari Israel memberikan pandangannya sendiri, “Peace it Together
adalah titik awal saya sebagai seorang aktivis. Sejak itu, saya semakin
terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang terkait dengan konflik bangsaku. Setelah
menoleh ke belakang, pilihan saya untuk ikut serta dalam Peace it Together
ternyata adalah sebuah keputusan yang sangat penting. Peace it Together adalah
langkah saya yang pertama, dan ini sebuah langkah yang sangat penting artinya.”
Film yang dibuat
oleh para peserta ini sudah diputar di lebih dari 100 lokakarya yang disaksikan
oleh ribuan orang di Israel, Palestina, dan Kanada. Lebih dari 60% penonton
Israel dan Palestina mengatakan bahwa mereka ingin mengenal lebih jauh tentang
“pihak sana”, setelah menonton film-film Peace it Together. Sementara itu, 75%
penonton Kanada mengatakan bahwa film-film itu menolong mereka untuk lebih memahami
aspek-aspek dari konflik Israel- Palestina.
Sebuah pengalaman
serupa juga pernah dialami sejumlah remaja dari Poso dan Ambon, dua daerah yang
pernah dilanda konflik yang hebat belum lama ini. Pada tahun 2009, di di SAV
Puskat, Sinduharjo, Sleman, masing-masing daerah (Maluku dan Poso) mengirimkan
20 pelajar SMA dan 5 orang pendamping. Mereka mengadakan perkemahan dengan pola
pembelajaran aktif-partisipatif, proses belajar bersama di antara sesama
peserta dan kegiatan outbound (lintas alam). Tema kegiatan ini adalah “Belajar
Bersama di Kalangan Remaja untuk Membangun Masa Depan yang Damai di Maluku dan
di Poso”.
Perkemahan ini
dimaksudkan untuk mengatasi trauma yang disebabkan oleh konflik di kedua daerah
itu, terutama di kalangan remaja yang mengalami dan menyaksikan apa yang
terjadi, bahkan juga terlibat dalam konflik tersebut. Selain itu, peserta juga
belajar tentang perkembangan dan perubahan konteks sosial budaya di masyarakat
yang memberikan dampak buruk bagi gaya hidup para remaja. Juga mereka belajar
tentang bahaya pergaulan bebas, narkotika, HIV/AIDS, dan tawuran. Di perkemahan
ini mereka diwajibkan untuk saling menghormati, saling menghargai, dan saling
berinteraksi. Peserta juga untuk belajar membangun rasa percaya diri dan
percaya kepada orang lain demi membangun dan mengembangkan masa depan bersama
mereka yang lebih baik dengan jujur dan tanggung jawab.
Perkemahan remaja
antariman yang dilaksanakan oleh Interfidei bekerja sama dengan Kedutaan
Selandia Baru di Indonesia dan PTD/UNDP Maluku dan Poso. Pengalaman ini
menarik, bukan? Cinta kasih, saling pengertian, dialog, kesediaan untuk
mendengar, menolong pihak-pihak yang bertikai dan berkonflik untuk saling
mengerti dan kemudian memadamkan api permusuhan dan kebencian.
Diskusi
- Ceritakan
pengalaman kamu yang terindah ketika merasakan cinta kasih seseorang–ayah, ibu,
kakek, nenek?
- Adakah
pengalaman cinta kasih kamu yang mengubah jalan hidupmu? Kalau ada, coba
ceritakan kepada teman-teman kamu.
- Dr.
Martin Luther King, Jr., mengatakan, “Kegelapan tidak dapat mengusir kegelapan;
hanya terang yang dapat melakukannya. Kebencian tidak dapat mengusir kebencian;
hanya cinta kasih yang dapat melakukannya.” Apakah kamu setuju dengan
kata-katanya ini? Kalau ya, mengapa? Kalau tidak, coba jelaskan alasanmu!
- Ada
banyak orang yang tidak suka terhadap orang yang berbuat kebaikan. Coba
berikan contoh-contohnya. Jelaskan pula
bagaimana mereka yang diperlakukan dengan kejahatan itu membalasnya. Apakah
dengan kekerasan atau tanpa menggunakan kekerasan? Menurut kamu, manakah yang
paling cocok dengan ajaran Yesus Kristus?
- Menurut
kamu, kelompok orang manakah yang paling sulit kamu atau remaja gereja kamu
kasihi? Mengapa demikian?
- Berdasarkan
jawaban di atas, susunlah sebuah langkah-langkah kegiatan untuk menunjukkan
bagaimana kamu bisa mengasihi orang atau kelompok yang selama ini kamu rasakan
paling sulit untuk dikasihi.
F. RANGKUMAN
Cinta kasih adalah
kekuatan yang sangat dahsyat. Karena itu tidak mengherankan apabila ternyata
begitu banyak agama di dunia justru mengajarkan manusia untuk saling mencintai
dan mengasihi. Sayangnya banyak orang yang tidak memahaminya, dan karena itu
seringkali lebih suka mengambil jalan pintas untuk menghasilkan perubahan,
misalnya dengan kekerasan. Dalam pelajaran ini kita belajar bahwa cinta kasih,
kesediaan untuk berkorban, pengampunan, justru bisa memadamkan api kebencian
dan permusuhan. Sebagai remaja kita perlu belajar bagaimana mengembangkan cinta
kasih di dalam hidup kita sehari-hari dan menunjukkannya bahkan kepada
orang-orang yang memusuhi dan membenci kita.
G. PENUTUP
Doa Perdamaian
Fransiskus dari Asisi
Tuhan,
Jadikanlah aku
pembawa damai,
Bila terjadi
kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi
penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi
kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi
kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi
kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi
kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku
ingin menghibur daripada dihibur,
memahami daripada
dipahami,
mencintai daripada
dicintai, sebab
dengan memberi aku
menerima,
dengan mengampuni
aku diampuni,
dengan mati suci
aku bangkit lagi,
untuk hidup
selama-lamanya.
Amin.