Bab XIV Remaja Kristen sebagai
Pelopor Pembaruan
Bahan Alkitab: Mat.
5:13, Mat. 5:14-15, Neh. 2:1-20
Pengantar
Bab 14 merupakan
penutup dalam pembahasan Pendidikan Agama Kristen di SMA kelas X. Pada Bab 1
kamu belajar bagaimana bertumbuh menjadi manusia dewasa. Pada Bab 14, sebagai
bukti bahwa kamu terus bertumbuh menuju kedewasaan adalah kamu mampu untuk mengerti bahwa kamu
dipanggil oleh Yesus untuk menjadi garam dan terang kehidupan dan mewujudkan
panggilan itu dalam praktik kehidupan. Sebagai makhluk mulia ciptaan Allah,
kamu dianugerahi kehidupan supaya kamu memakai kehidupan itu untuk memuliakan
Tuhan dan melayani Tuhan serta ciptaan-Nya, termasuk sesama manusia dan alam.
Dalam rangka
memotivasi dirimu menjadi pembaharu kehidupan, penulis mengangkat cerita tentang Nabi Nehemia yang membangun kembali tembok Yerusalem dan
mengupayakan pembaharuan bagi bangsa Israel yang pada waktu itu telah
tercerai-berai dalam pembuangan. Nehemia mampu melakukannya karena dia yakin Allah menolongnya mewujudkan
pembaharuan itu dan karena Nehemia memiliki keteguhan hati untuk mewujudkan
rencananya.
Makna Sebagai Pembaharu
Kamu pernah mendengar
banyak cerita mengenai tokoh-tokoh dunia maupun di Indonesia yang berperan
dalam berbagai bidang kehidupan di mana pekerjaan dan pelayanan mereka
memberikan dampak sekaligus memotivasi banyak orang dalam kehidupan ini. Ada satu jaringan televisi nasional
yang pada setiap minggu menayangkan Kick Andy yang merupakan acara televisi
yang digemari oleh banyak orang. Acara itu selalu menampilkan cerita mengenai
orang-orang yang melakukan sesuatu yang positif yang umumnya mempengaruhi
kehidupan orang lain dan banyak orang. Ada juga hadiah Kalpataru yang diberikan
oleh pemerintah kepada orang-orang yang telah berjasa dalam memelihara
kelestarian lingkungan hidup. Ada juga penghargaan yang diberikan pada
orang-orang yang mendedikasikan hidupnya bagi penegakan Hak Asasi Manusia,
antara lain penghargaan Yap Thiam Hien award. Pada aras global, ada penghargaan
Nobel bagi orang-orang yang telah melakukan sesuatu bagi kemanusiaan baik di
bidang keilmuan maupun perdamaian dunia. Mereka ini dapat disebut sebagai
pembaharu kehidupan. Bagi remaja, apakah kamu harus berupaya melakukan sesuatu
yang spektakuler barulah disebut sebagai pembaharu? Kamu tidak harus menunggu
sampai memperoleh penghargaan baru dapat berperan sebagai pembaharu, namun
menjadi pembaharu dapat dimulai dengan melakukan hal-hal sederhana yang berguna
bagi diri sendiri dan orang lain. Kamu dapat menyebutkan contoh pembaharuan
itu?
Simak dua kisah di
bawah ini kemudian lakukan aktivitas sebagai berikut:
- Buatlah komentar terhadap dua buah kisah tersebut, komentar berkaitan dengan peran sebagai pembaharu kehidupan manusia dan alam.
- Tulislah refleksi/renungan singkat 1 halaman mengenai menjadi motivator, pelopor bagi kehidupan manusia dan alam. Kumpulkan tugasmu untuk dinilai oleh guru.
Edinburgh,
Skotlandia
(ANTARA
News)-Minggu, 20 Oktober 2013
Malala (16 tahun)
adalah remaja putri yang menganjurkan pendidikan buat anak perempuan di
Pakistan Barat-laut dan penyintas dari upaya pembunuhan oleh Taliban tahun
lalu. Dia berasal dari etnis Pakistan-Pashtun. Saat itu, dia ditembak di kepala
dan tengkuk oleh beberapa pria bersenjata anggota Taliban dalam perjalanan
pulang dari sekolah pada 9 Oktober 2012, di kota tempat tinggalnya, Mingora
--Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Ia selamat dari upaya pembunuhan
tersebut dan belakangan pulih dari lukanya di Rumah Sakit Queen Elizabeth, di
Birmingham, Inggris. Peristiwa yang dia alami telah memicu arus dukungan internasional,
meskipun Taliban mengancam akan membunuh dia dan ayahnya. "Kami tidak
takut. Orang harus bersatu, mereka harus bekerja sama," kata Malala kepada
1.000 orang yang hadir dalam pertemuan internasional itu, sebagaimana
dinyatakan Xinhua.
Manusia Penyelamat
di Tepian Sungai
Forum Hijau
Indonesia, 29 Mei 2013
Forumhijau.com -
Pohon nangka itu bergerak seiring embusan angin siang. Dari celah-celah
dedaunan, matahari menyisipkan sinarnya, menghujam ke tanah. Sesekali bunyi
gemeresik gesekan daun memenuhi udara, merontokkan daun-daun tua, yang lalu
mencemplung ke Sungai Citarum. Di sini, di Kampung Bojong Buah, Desa Pangauban,
Katapang, Kabupaten Bandung, meski siang hari, udara terasa sejuk. Sebuah saung
yang mirip sanggar seni berada persis di mulut gang. Saung ini seolah
mempersilakan siapa saja duduk melepas lelah dan menikmati kehijauan tepian
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Selatan.
Semuanya berawal
tujuh tahun lalu. Saat itu, Yoga baru pindah ke tempat ini. Ia terkejut melihat
sungai besar yang membelah Kota Bandung itu amat tak sedap dipandang.
"Sampah di mana- mana," Yoga mengenang.
Prihatin dengan
kondisi Citarum, bersama rekan-rekannya, ia biasa "nga- riung (berkumpul)
untuk berdiskusi dan berbagi bersama," ujar Yoga. Hasilnya, dibentuklah
Warga Peduli Lingkungan, sebuah komunitas yang bertujuan menularkan kesadaran
untuk menjaga kondisi lingkungan. Aksi pertama mereka amat sederhana. Mereka
memulainya dengan mengenalkan cara memilah dan
membuang sampah yang benar dari rumah masing-masing. Setelah sampah
organik dijadikan kompos, sedangkan sampah non-organik diproses menjadi
berbagai macam kerajinan tangan. Ia lalu iseng menjual hasil kerajinan tangan
itu. Ternyata laku!
Toh, perjuangan
Yoga tidak mudah. Apalagi warga setempat telanjur terbiasa membuang sampah
sembarangan. Bahkan mereka mencibir kelompok Yoga. "Buang sampah saja kok
pusing-pusing. Bungkus dan lempar ke sungai, beres…," begitu ucapan
mereka. Tak patah arang, Yoga dan kawan- kawannya mendekati sesepuh kampung dan
meminjam suara mereka. Maka proses penyadaran lambat-laun tertular dan tertanam
pada benak warga setempat.
Pada 1999, atas
inisiatif warga, terbentuklah kawasan biotop. Ini semacam kawasan konservasi
mini seluas 2,5 hektar yang mereka tanami aneka pohon buah. Hutan mini ini
kemudian tumbuh subur dan menjadi kebanggaan warga Bojong Buah. Bahkan Gubernur
Jawa Barat H.R. Nuriana sempat menjenguknya. Aksi sangha tak berhenti di Bojong
Buah. Pelan-pelan mereka merambah ke sepanjang tepian Citarum, menghulu dan
menghilir. Tak kurang dari 19 titik di 13 desa yang ada di 9 kecamatan di
Kabupaten Bandung ketularan kegiatan serupa. Dalam pekan-pekan ini, di kawasan
sudetan Citarum-Dara Ulin di Desa Nanjung akan dibuat biotop serupa seperti di
Bojong Buah. Ini adalah bagian dari rencana untuk membuat biotop di 29 titik
sodetan Citarum.
Kini warga Bojong
Buah memetik hasilnya. Penghasilan mereka bertambah dari penjualan barang
kerajinan, juga dari hasil buah-buahan biotop. Di lokasi ini pula, kalau pancing
dilempar, masih terkail ikan-ikan khas Citarum yang boleh jadi sudah tak akan
dijumpai di bagian Citarum yang lain.
Jauh dari Citarum,
di tepi Kali Pesanggrahan, Kecamatan Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta
Selatan, semangat serupa meletup pada
diri Chaeruddin, yang akrab disapa Bang Idin, 47 tahun. Ia bahkan bergerak
lebih dulu dari Yoga. Dua belas tahun lalu, Idin, yang hanya tamat SMP, rajin
menyusuri Kali Pesanggrahan dengan rakit gedebok pisang buatannya. "Sampai
ada yang nganggap saya gila. Ada juga yang mengira saya sedang menjalani ilmu
hitam, he-he-he...," kata Idin. Padahal itu ia lakukan semata untuk
menikmati aliran sungai. Saat terseret arus itulah ia kerap merenung betapa tak
terawatnya lingkungan sekitar Kali Pesanggrahan. Maka dia pun mulai menancapkan
satu demi satu pohon di tepi kali itu. "Bagi saya, menanam pohon sama
dengan memahami alam yang identik dengan memahami manusia," kata Idin. Ia
pun menghabiskan hari-harinya menelusuri pinggir Kali Pesanggrahan, memunguti
bibit pohon, dan menanamnya. Di tangan Ketua Kelompok Tani Sangga Buana ini,
lingkungan tak cukup hanya diselamatkan, tapi harus sekaligus bisa menjadi
sumber kehidupan.
Idin kemudian
mulai merayu warga sekitar agar mengikuti jejaknya. Ia membentuk kelompok, lalu
bersama-sama turun membersihkan pinggir sungai dan menanam bibit. Satu demi
satu warga sekitar mengikuti jejak kelompok ini.
Di wilayah kerja
kelompok tani ini, sekarang bantaran sungai tidak hanya berfungsi sebagai
penahan limpahan air sungai. Datanglah ke bagian Kali Pesanggrahan yang melalui
Karang Tengah dan Lebak Bulus. Akan terlihat kawasan ini sudah bersih dari
penghuni liar. Kelompok Idin sukses mengubah kawasan yang 10 tahun lalu padat
penghuni liar dan bangunan berpagar tembok itu menjadi kawasan yang kini
dikenal sebagai Hutan Kali Pesanggrahan.
Kelompok Idin juga
berhasil menyulap kawasan itu menjadi hutan wisata. Di hutan ini bisa dijumpai
aneka jenis burung, sekitar 20 ekor monyet ekor panjang, buaya, serta biawak besar
yang berkecipak di tepian sungai. Warga sekitar juga punya kesempatan menanami
pinggiran kali dengan tanaman produktif yang hasilnya bisa dijual. Kini sudah
lebih dari 20 ribu pohon yang ditanam Idin dan kelompoknya. Blok-blok penanaman
menyebar sejauh 20 kilometer seluas 40 hektare lebih. Blok ini mereka bagi-bagi
menjadi blok tanaman langka, tanaman obat, dan tanaman produktif. Dari
pedepokannya di tepian Kali Pesanggrahan, Bang Idin menularkan ilmunya kepada
orang lain, seraya berujar, "Alam ini bukan warisan. Dia titipan dari
generasi mendatang.
Belajar Dari Alkitab: Nehemia Membangun Kembali Tembok
Kota Yerusalem
Dalam cerita
Alkitab, Nehemia dikenal sebagai seorang nabi yang membangun kembali tembok
kota Yerusalem serta memotivasi umat Israel untuk memiliki pengharapan akan
masa depan. Nehemia berada dalam pembuangan bersama bangsa Israel lainnya. Ia
menjadi juru minum raja. Pada zaman itu menjadi juru minum raja berarti menjadi
orang kepercayaan raja dan dengan sendirinya memiliki relasi yang dekat dengan
raja. Nehemia mendengar kisah tentang runtuhnya tembok Yerusalem sehingga
menimbulkan suatu kehinaan bagi bangsanya. Nehemia yang berada pada posisi
terhormat dan ‘enak’ (sebagai juru minuman raja) rela meninggalkan kedudukannya
untuk berjuang dan membangun kembali
tembok Yerusalem ini. Dengan bergantung kepada Tuhan, ia akhirnya bisa
membangun kembali tembok Yerusalem dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Pembangunan
kembali tembok Yerusalem memiliki makna yang strategis bagi penyatuan kembali
Israel sebagai satu bangsa yang telah terserak dalam pembuangan, sekaligus
menggalang kekuatan serta pengharapan akan perubahan hidup yang lebih baik.
Pada lain pihak, Yerusalem merupakan kota penting dimana orang-orang datang
berkumpul dan beribadah di sana. Neremia menghadapi tantangan berat ketika akan
melaksanakan niat baiknya itu, bahkan dukungan dari bangsa Israel, bangsanya
sendiri amat minim, sedangkan dukungan utama diperolehnya dari Raja Artahsasta
yang adalah orang asing.
Peran remaja
Kristen sebagai pembaharu kehidupan dapat mengacu pada ajaran Yesus mengenai
menjadi garam dan terang kehidupan. Melalui perumpamaan ini, Yesus ingin para
pengikutnya membawa misi perubahan bagi dunia.
Menjadi pengikut Yesus tidak hanya atribut semata melainkan harus
dinampakkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menjadi Garam Dan Terang Kehidupan
Menjadi Garam Kehidupan
Salah satu fungsi
garam yang utama bukan hanya mengasinkan makanan namun mencegah “kebusukan”
karena garam berfungsi mengawetkan daging supaya tidak menjadi busuk dan rusak.
Dalam Injil Matius 5:13 dikatakan: “Kamu adalah garam dunia” jika garam itu menjadi
tawar dengan apakah diasinkan?
Tidak ada lagi
gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Garam merupakan sarana pengawet daging,
buah dan sayur agar tidak membusuk. Oleh karena itu, garam digambarkan seperti
jiwa yang dimasukkan ke dalam tubuh yang mati supaya menjadi hidup. Orang
Kristen yang berada di tengah dunia dituntut untuk berperan menjadi pengawet
yang mencegah kehancuran dari segala pembusukan norma dan moral dalam
masyarakat. Yesus menggunakan garam sebagai kiasan untuk menggambarkan peran
orang beriman dalam kehidupan. Garam adalah zat yang amat dibutuhkan oleh
manusia dan dikenal oleh manusia dari berbagai kalangan. Karena itu, kiasan ini
dapat dipahami dengan mudah oleh setiap orang. Menjadi garam kehidupan berarti
berperan aktif sebagai pembawa perubahan bagi orang lain atau menjadi agen
perubahan sekaligus turut mempengaruhi orang lain untuk tidak melakukan
tindakan yang menyimpang dari norma, etika dan moral dalam masyarakat.
Misalnya, kebiasaan menyontek, merokok, penggunaan obat terlarang, tidak
toleran terhadap sesama, bolos sekolah, tawuran, tidak peduli terhadap
kebersihan dan keselamatan lingkungan dan alam serta berbagai perbuatan
menyimpang lainnya.
Menjadi garam
kehidupan berarti turut memberi warna bagi kehidupan di sekitarnya. Contoh: makanan
tanpa garam akan menjadi hambar, sikap orang Kristen berpadanan dengan fungsi
garam tersebut yaitu menyedapkan dan memberi cita rasa dalam kehidupan. Orang
Kristen memberi makna baru kepada kehidupan manusia yang penuh ketegangan,
tidak ada sukacita, permusuhan, fitnah, dengki. Dalam situasi seperti itu,
orang Kristen bisa memberi warna ketenangan, sukacita, solidaritas, cinta
kasih dan damai sejahtera. Jadi,
sebagai garam dunia, kamu dapat menunjukkan
kepada dunia di sekita dengan menjadi berkat dalam perkataan, tindakan
dan perbuatan yang memberikan dampak positif dimana saja kamu berada.
Menjadi Terang Kehidupan
Matius 5:14-15, “Kamu
adalah terang dunia, kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di
bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di
dalam rumah itu”.
Terang akan
menyinari semua sudut ruangan. Terang itu menyinari semua sudut kehidupan yang
gelap. Terang itu terlihat dengan jelas dan memberi dampak positif bagi segala
sesuatu yang berada di sekitarnya. Sikap dan perbuatan sebagai pengikut Kristus
tidak bisa dilihat hanya di dalam Gereja saja dengan segala bentuk ibadah dan
kegiatan gerejawi, namun kamu perlu melakukan karya nyata bagi sesama manusia
dan alam.
Terang yang
bercahaya biasanya membimbing orang untuk mencapai tujuan, sekaligus
menunjukkan jalan bagi mereka yang tersesat, menjadi penolong bagi mereka yang
berada dalam kegelapan. Jika kamu adalah terang dunia, maka seluruh pikiran,
perkataan serta perbuatan kamu merupakan contoh bagi orang lain di sekitar
kamu. Tutur kata yang santun dan lemah lembut, pikiran positif terhadap orang
lain, solidaritas terhadap sesama tanpa memandang berbagai perbedaan suku,
budaya, daerah, agama maupun status sosial, inisiatif kamu menjaga alam dan
lingkungan hidup dapat dijadikan contoh dan teladan yang baik bagi orang lain.
Indikator Sebagai Pembaharukehidupan Manusia Dan Alam
Setelah
mempelajari kisah nabi Nehemia dan penjelasan tentang bagaimana menjadi garam
dan terang kehidupan, kamu diminta menuliskan indikator atau tanda-tanda
sebagai pembaharu kehidupan dan apakah kamu memiliki tanda-tanda itu ataukah
belum? Jika belum, apa rencana atau tindakan kamu dalam rangka membentuk serta
mewujudkan diri sebagai pembaharu kehidupan bagi sesama dan alam, sebagaimana
telah disebutkan seblumnya, bahwa kamu tidak harus menunggu sampai menjadi
orang terkenal ataupun tokoh yang dikenal barulah menjadi pembaharu. Kamu dapat
memulainya dari hal-hal kecil. Misalnya, menolong orang lain dengan tulus,
bersikap jujur, memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya,
memilah sampah menurut jenisnya, menanam serta memelihara tanaman, mematikan
lampu jika tidak dibutuhkan, mencabut staker listrik jika tidak dibutuhkan dan
lain-lain.