Bab X. Relasi
Bermakna Antara Keluarga, Gereja, dan Sekolahku
Bacaan
Alkitab: Ul. 6:7-9, Efe. 4:11-15
Pada
bahan Bab II telah membahas mengenai keluarga sebagai pusat pembentukan.
Pelajaran kali ini akan membahas mengenai sekolah sebagai lembaga yang
mendukung pembentukan dan pertumbuhan anak secara utuh.
Untuk mengarahkan kalian dalam pelajaran kita ini, kemukakan
menurut pendapat kamu,
- Bagaimana seharusnya pendidikan yang baik bagi anak dan remaja di rumah dan sekolah?
- Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolahmu dalam dunia pendidikan?
- Bagaimana tanggapan kamu tentang pendidikan pada masa sekarang ini?
Anak dan
Pendidikan
Alkitab
memberi kesaksian bahwa tugas orang tua untuk mendidik anak-anak sejak kecil
sehingga tumbuh menjadi pribadi yang kuat baik secara intelektual maupun
kepribadian, terlebih dalam nilai ketaatan terhadap Tuhan. Anak-anak juga
membutuhkan sekolah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan segala potensi yang
ada dalam diri anak-anak, yang mendukung proses pembentukan dan pertumbuhan
anak dalam segala aspek kehidupan.
Tahukah
kamu bahwa kamu masing-masing sebagai pribadi merupakan ciptaan Allah yang
istimewa?
Kamu
merupakan anugerah sekaligus titipan dari Tuhan yang memiliki potensi yang luar
biasa, sehingga kamu sebagai remaja memerlukan didikan untuk mengembangkan
potensi dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keutuhan. Potensi-potensi itu
terdiri dari potensi kognitif (intelektual), afektif (moral), spiritual, dan
psikomotorik (keterampilan).
Tri Pusat
Pendidikan
Pendidikan dalam konteks keluarga
Dalam
konteks ini kamu berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain,
sehingga memperoleh pendidikan informal terutama melalui proses sosialisasi dan
edukasi berupa pembiasaan atau habit formations.
Pendidikan dalam konteks gereja
Di
sini kamu berinteraksi dengan seluruh anggota gereja yang berbeda secara umur,
tingkat sosial, maupun budaya. Kamu memperoleh pendidikan nonformal atau
pendidikan di luar sekolah yang berupa berbagai pengalaman hidup. Agar gereja
dapat melakukan eksistensinya, maka seharusnya generasi muda (anak, remaja, dan
pemuda) perlu mendapat warisan atau penerusan baik nilai-nilai, sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan bentuk kelakuan lainnya sesuai dengan
dasar-dasar kristiani. Oleh karena itu, kamu perlu terlibat dan menjadi aktifis
gereja agar dapat mengembangkan kepribadian kamu dengan sehat secara kristiani.
Pendidikan dalam konteks sekolah
Dalam
konteks sekolah, kamu memperoleh pendidikan formal. Artinya terprogram dan
terjabarkan dengan tetap yang berupa pengetahuan, nilai- nilai, keterampilan,
maupun sikap terhadap mata pelajaran. Disini kamu dapat berinteraksi dengan
lingkungan yang lebih luas bersama teman sebayanya. Aspek-aspek penting yang
memengaruhi perkembangan kamu di
sekolah dapat berupa bahan-bahan pengajaran, teman dan sahabat peserta didik,
guru, serta para pegawai.
Sekolah
adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pembelajaran peserta didik di bawah
pengawasan guru. Sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban anak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,
peserta didik di dalam kehidupannya harus tetap berakar dan berpusat pada
pribadi Tuhan Yesus, yang digerakkan oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus di dalam PAK
dikenal sebagai Tuhan, Juru Selamat, dan Guru Agung yang tidak hanya
memperkenalkan siapa Allah yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan teladan
kehidupan bagi para murid-murid-Nya, termasuk kita pada saat ini.
Relasi antara
Sekolah dan Keluarga
Sekolah
merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak dan remaja, sebab pihak primer
tetap berada di tangan orang tua, terutama ayah dan ibu yang telah dipilih dan
ditetapkan oleh Tuhan. Pendidikan anak merupakan tantangan yang berat bagi
orang tua, namun hal tersebut merupakan tugas mulia karena orang tua adalah
pendidik utama dan pertama. Kehadiran sekolah membantu meringankan tantangan
tersebut. Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan orang tua dalam
mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara
turun-temurun.
Sebagai
pihak penopang, sekolah perlu menjalin komunikasi dengan keluarga. Sebaliknya,
keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan
pekerjaan Tuhan melalui sekolah. Keluarga dipanggil untuk memberi waktu lebih
banyak berdiskusi, baik dengan guru di sekolah maupun dengan anak mereka yang
mengikuti pendidikan. Sekolah dan orang tua juga perlu terbuka dan mengusahakan
agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat memahami dalam segi apa
dorongan atau motivasi dapat diberikan dalam perkembangan anak secara utuh.
Pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua
secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak.
Surat
Paulus dalam Efesus 4:11-15 memberikan kesaksian tentang karunia yang diberikan
Tuhan berbeda satu terhadap yang lain. Meskipun demikian, perbedaan karunia
dalam jabatan ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk melengkapi umat Allah dalam
pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (gereja), sampai semua umat Allah
mencapai kedewasaan yang penuh dalam iman dan takut akan Allah. Kamu adalah
umat Allah yang diperlengkapi oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah agar
kamu bertumbuh secara utuh dalam segala aspek kehidupan. Gereja sebagai
persekutuan orang percaya, mendukung kamu dalam aspek spiritual.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dalam konteks negara dan berbangsa pendidikan
memegang peranan penting, termasuk pendidikan agama Kristen. Hal itu
bertujuan untuk mengembangkan cita-cita pendidikan nasional, yakni terbentuknya
insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan
berlandaskan gotong royong. Meskipun demikian, dalam memainkan perannya selaku
pribadi maupun komunitas Kristen, kita harus tetap melihat identitas kita dari
segi iman Kristen. Dalam pembelajaran PAK kita harus tetap berdiri di atas
keyakinan iman bahwa Allah adalah sumber pengetahuan, hikmat, realitas, dan
nilai kehidupan. Panggilan kita pada saat ini adalah bagaimana mewujudkan
keyakinan kita dalam mengemban tugas kita masing-masing. Dengan demikian, kita
juga dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya di
Indonesia. Pendidikan dalam konteks keluarga, sekolah, dan gereja seharusnya
dapat memimpin peserta didik (remaja) untuk mengenal dan memuliakan Tuhan dalam
segala aspek kehidupan.
Masalah Sosial
dalam Kehidupan Remaja
Pernahkan
kamu bersyukur kepada Tuhan karena kamu dapat bersekolah? Pernahkah kamu
bersyukur karena kamu tidak terjerumus dalam dunia narkoba, seks bebas, maupun
tindakan kriminal remaja?
Lihatlah
di sekeliling kamu, banyak masalah remaja yang terjadi. Misalnya, meningkatnya
tawuran antarsekolah, kenakalan remaja, kriminalitas remaja, hamil di luar
nikah dan pernikahan dini, pemakaian obat terlarang, serta masih banyak lagi.
Meskipun demikian sesungguhnya banyak kesempatan yang dapat dilakukan remaja
untuk mengembangkan nilai-nilai kristiani yang bertujuan untuk pengembangan
diri, untuk sekolah dan untuk gerejanya. Berkaitan dengan masalah tersebut,
rupanya perlu ada kerja sama untuk mencapai tujuan bersama antara keluarga,
sekolah, dan gereja untuk mengembangkan nilai-nilai kristiani yang dampaknya
dapat secara langsung dirasakan oleh lingkungan. Misalnya, menciptakan
lingkungan yang lebih adil, lebih manusiawi, dan mengembangkan kesetaraan dalam
perspektif kristiani.
Diskusi Dengan Orang Tua
Diskusikanlah
dengan orang tua kamu untuk mengidentifikasi hal yang perlu dikembangkan dan hal
yang perlu dihindari oleh remaja Kristen!
Remaja Kristen
|
|
Hal yang perlu
dikembangkan
|
Hal yang perlu
dihindari
|
1.
|
1.
|
2.
|
2.
|
3.
|
3.
|
4.
|
4.
|
5.
|
5.
|
6.
|
6.
|
7.
|
7.
|
8.
|
8.
|
9.
|
9.
|
10.
|
10
|
Menilai
Diri Sendiri
Nilailah
diri kamu sendiri dalam menghayati peran kamu di sekolah maupun di gereja
dengan rasa syukur dan bertanggung jawab!
Berilah
tanda √ pada kolom yang tersedia!
Refleksi
diri tentang disiplin dan tanggung jawab.
No.
|
Kewajiban Saya
|
Tindakan
|
|||
Tidak pernah
|
Jarang
|
Sering
|
Selalu
|
||
1.
|
Datang ke sekolah tepat waktu
|
||||
2.
|
Mengikuti ibadah remaja di gereja
|
||||
3.
|
Mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
|
||||
4.
|
Menghormati
guru sebagai wakil orang
tua
|
||||
5.
|
Membangkang terhadap nasihat pengajar di gereja
|
||||
6.
|
Menjaga kebersihan kelas
sebagai perwujudan iman
|
||||
7.
|
Membuat kegaduhan dalam kelas dan gereja
|
||||
8.
|
Menyontek
|
||||
9.
|
Bergaul tanpa mendiskriminasi teman
|
||||
10.
|
Membantu teman
yang membutuhkan pertolongan
|