Bab VIII. Karya
Allah dalam Kepelbagaian
Bahan
Alkitab: 1 Pet. 3:15; Gal. 3:28; Kej. 1:28; Kej. 11:1-9
A. PENGANTAR
Pembahasan
mengenai karunia Allah dalam kepelbagaian amat penting, karena bangsa Indonesia
adalah bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, budaya, daerah,
agama maupun kelas sosial. Masih banyak orang yang berpikir hanya dirinya atau
kelompok sukunya, kelompok agamanya maupun kelompok bangsanya yang merupakan
kelompok terbaik dibandingkan dengan yang lainnya. Pemahaman seperti ini
berpotensi merusak kerukunan hidup antarmasyarakat maupun individu. Manusia
diciptakan Allah dalam berbagai keunikan, antara lain warna kulit, dan
ciri-ciri fisik. Berbagai keunikan ini menjadi bukti bahwa Allah mengasihi
semua manusia tanpa kecuali. Oleh karena itu, tiap orang patut menghargai
sesamanya dalam berbagai perbedaan dan keunikan yang ada. Bukan hanya menghargai
namun dapat membangun hubungan pertemanan dan persahabatan tanpa memandang
berbagai perbedaan yang ada.
Bangsa Indonesia
disebut sebagai bangsa yang majemuk atau beragam. Keberagaman itu meliputi suku bangsa, agama, budaya, daerah
dan sebagainya. Keberagaman ini kemudian dipersatukan oleh budaya gotong royong
dan semboyan bangsa yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang hendak mempersatukan
berbagai perbedaan tersebut dalam satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Namun
demikian, budaya dan semboyan tersebut takkan terwujud jika tidak dilakukan
dalam praksis atau tindakan nyata.
B. MEMAHAMI KEPELBAGAIAN MANUSIA MENURUT ALKITAB
Diskusikan dalam
kelompok mengenai apa saja hal-hal positif maupun negatif yang timbul dari
keberagaman atau kepelbagaian bangsa Indonesia. Kemudian ceritakan apa
pengalamanmu hidup dalam keberagaman di tengah keluarga maupun lingkungan
sekitar RT, kelurahan atau pedesaan tempat kamu tinggal. Kegiatan dapat
dilanjutkan dengan menonton film yang berkaitan dengan keberagaman kemudian
diskusikan dalam kelas. Guru akan membimbing kamu dalam kegiatan ini.
Manusia diciptakan
dalam berbagai keunikan dan perbedaan, berbagai keunikan serta perbedaan itu
merupakan ciri khas dan identitasnya. Manusia sebagai makhluk mulia ciptaan
Allah memiliki harkat dan martabat yang sama. Berbagai perbedaan yang ada tidak
mengurangi harkat dan martabat seseorang. Tuhan Yesus sering berdialog dengan
orang-orang dari berbagai tingkatan sosial. Contohnya: Nikodemus, Zakheus dan
perempuan Samaria. Demikian juga Rasul Paulus, ketika dia berada di Atena
berdialog dengan para pengikut penyembah berhala, Stoa dan Epikuros.
Rasul-rasul lain juga berbuat serupa. Dalam berbagai cerita mengenai interaksi
Tuhan Yesus dengan manusia, nampak
bahwa kasih dan keadilan yang ditunjukkan-Nya berlaku untuk semua orang tanpa
kecuali. Ia membiarkan diri-Nya diminyaki oleh seorang perempuan yang dikenal
sebagai perempuan pendosa, Ia makan bersama para pemungut cukai, Ia minta air
minum dari seorang perempuan Samaria, Ia menyembuhkan orang tanpa melihat dari
mana asal mereka. Bahkan, Ia memperluas makna keselamatan yang berasal dari
Allah yang tadinya hanya untuk orang Yahudi menjadi keselamatan untuk segala
bangsa. Berbagai kenyataan ini dapat kita jadikan sebagai acuan untuk
mewujudkan kehidupan damai dan berkeadilan dalam kepelbagaian manusia.
Petrus berkata:
“Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu
sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan
jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang
pengharapan yang ada padamu, tetapi hendaklah dengan lemah lembut dan hormat, dan
dengan hati nurani yang murni” (1 Ptr. 3:15).
Membaca kutipan
dari bagian Alkitab tersebut, jika dikaitkan dengan topik pembahasan pada pelajaran
ini, ada beberapa makna yang dalam:
- Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu. Semua ajaran Yesus dan kekudusannya harus dihayati, dijalankan, dan dipelihara. Orang Kristen tidak mungkin melakukan ajaran imannya jika tidak menguduskan Tuhan.
- Mempertanggungjawabkan iman. Tiap orang dipanggil untuk selalu siap mempertanggungjawabkan imannya termasuk di dalamnya identitas kamu sebagai remaja Kristen. Jadi, menjadi remaja Kristen bukanlah sekadar identitas seperti yang tertulis dalam KTP, melainkan menyangkut seluruh sikap hidup yang harus kamu tunjukkan pada orang lain. Dengan cara itu, orang-orang menyaksikan kehidupan kristiani yang sesungguhnya.
- Dengan lemah lembut dan hormat serta hati yang murni. Salah satu ciri khas remaja Kristen yang dapat ditampakkan adalah sikap lemah lembut, ketulusan hati serta menghormati mereka yang pantas untuk dihormati.
Dalam pergaulan
dengan orang lain yang berbeda, kamu dapat melakukan apa yang dikatakan oleh
Petrus. Kamu dapat menguduskan Tuhan, mempertanggungjawabkan iman serta
bersikap lemah lembut ketika bergaul dengan mereka yang berbeda denganmu.
Identitas sebagai orang Kristen
bukanlah sekadar sebuah identitas, melainkan harus dibuktikan melalui tindakan.
Itulah yang akan menunjukkan identitas kamu sebagai remaja Kristen.
C. SIKAP SAYA TERHADAP MEREKA YANG BERBEDA: BELAJAR
DARI CERITA KEHIDUPAN
Pada tahun 2012
beberapa harian ibukota pernah memuat berita mengenai perseteruan antarwarga
yang dipicu oleh kecurigaan suku dan daerah. Di sebuah kota, ada seorang
laki-laki yang melakukan tindakan pelecehan terhadap seorang gadis penduduk
asli kota tersebut. Laki-laki itu bukan penduduk setempat melainkan berasal
dari daerah dan suku yang berbeda dengan gadis itu. Setelah melakukan
pelecehan, laki-laki itu melarikan diri meninggalkan kota tersebut. Penduduk
kota tersebut amat marah, apalagi mereka terprovokasi oleh keluarga besar gadis
itu yang menyebarkan tindakan aib yang dilakukan oleh laki-laki itu. Ketika
mendapati bahwa laki-laki itu telah melarikan diri, maka masyarakat
melampiaskan kemarahan mereka kepada orang-orang yang tinggal di kota itu yang memiliki
identitas suku dan daerah yang sama dengan laki-laki itu. Banyak orang tak
bersalah ikut menjadi korban atas perbuatan yang tidak mereka lakukan. Konflik
merebak dengan cepat disertai kekerasan berupa pembakaran rumah, pemukulan
serta penyiksaan.
Kamu juga dapat
menceritakan pengalaman atau cerita yang kamu ketahui mengenai konflik atau
permusuhan yang terjadi karena adanya perbedaan suku, budaya, daerah, agama
maupun kelas sosial, kemudian kemukakan pendapatmu mengenai cerita tersebut.
Menurut saya,
perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat adalah:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
Jika kamu adalah
bagian dari masyarakat kota itu dan latar belakang suku dan agamamu sama dengan
penduduk kota (artinya kamu memiliki latar belakang yang berbeda dengan
laki-laki dalam cerita tersebut), maka apakah tindakanmu?
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
Sering kita
membaca di media cetak dan mendengarkan siaran TV, bagaimana konflik
antarmasyarakat yang dipicu baik oleh berbagai perbedaan suku, daerah, agama
maupun status sosial. Sering kali
konflik yang terjadi diikuti oleh tindakan kekerasan. Membaca cerita di
atas, kemukakan pendapat kamu mengenai perisitiwa tersebut jika dikaitkan
dengan kepelbagaian manusia jika
ditinjau dari segi iman Kristen sebagaimana tercantum dalam poin B bahwa
manusia diciptakan dalam kepelbagaian dan tiap orang Kristen terpanggil untuk
mewujudkan kasih dan keadilan bagi sesama tanpa melihat perbedaan yang ada.
D. KARUNIA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN
Kepelbagaian
manusia sebenarnya merupakan karunia Allah yang patut disyukuri karena dari
berbagai kepelbagaian itu, hidup manusia menjadi amat kaya laksana pelangi yang
warna-warni. Dalam kepelbagaian warnanya, pelangi menjadi indah dipandang mata,
tiap warna memberikan kontribusi bagi keindahan itu. Umat manusia dapat saling
memperkaya diri dengan mempelajari berbagai tradisi, adat, kebudayaan serta
kebiasaan dari berbagai daerah, negara, suku, bangsa maupun ras, etnis dan
agama.
Menurut Shiao
Chong (2008), perbedaan dan keragaman adalah karunia dari Allah Pencipta yang
dinyatakan dalam Yesus Kristus melalui karya penebusan- Nya. Ia memulihkan dan
memperbarui kesatuan yang sudah ada pada awal penciptaan, kesatuan yang
kemudian menjadi rusak oleh dosa. Jika Allah
Pencipta, Pemelihara dan Penyelamat di dalam Yesus Kristus mengaruniakan kepelbagaian
pada manusia, mengapa manusia masih melakukan berbagai tindakan yang
menunjukkan diskriminasi terhadap warna kulit, suku bangsa, budaya maupun agama
tertentu?
Mengapa keragaman
agama, budaya dan etnis manusia sering menjadi sumber perpecahan dan bahkan
kekerasan satu sama lain? Menurut Shiao Chong, karena dosa dan pemberontakan
manusia menyebabkan perpecahan dan sikap yang merendahkan sesama manusia
menurut perbedaan ras, etnis, agama, dan gender. Sikap ini telah menyebabkan
penderitaan yang luar biasa bagi mereka yang mengalami diskriminasi itu.
Sebagai contoh, pembantaian yang dilakukan oleh Adolf Hitler terhadap etnis
Yahudi yang dilandasi oleh kebencian ras serta pemahaman yang keliru mengenai
keunggulan bangsa sendiri. Sikap seperti ini cenderung memecah-belah komunitas
manusia.
Dalam Perjanjian
Lama, rencana penebusan Allah sudah mencakup segala bangsa dari berbagai ras
dan etnis melalui Abraham, ketika dikatakan bahwa oleh karena dia (Abraham)
segala bangsa di muka bumi akan memperoleh berkat (Kej. 18:18, 26:4), dan
“rumah-Ku akan menjadi “rumah doa bagi segala bangsa” (Yes. 56:7). Di antara
semua keragaman ciptaan Tuhan, keragaman budaya manusia - perbedaan etnis dan
bahasa - juga merupakan bagian dari ciptaan Allah yang baik. Kadang-kadang,
orang Kristen melihat keragaman budaya sebagai bagian dari dunia yang jatuh,
sebagai kutukan. Narasi Alkitab tentang Menara Babel (Kejadian 11:1-9) sering
digunakan untuk membenarkan pandangan yang negatif itu. Padahal dalam cerita mengenai menara Babel,
campur tangan Tuhan dan penciptaan beragam bahasa benar-benar memaksa
orang-orang Babel untuk memenuhi perintah Allah yang semula (Kejadian 1:28)
yaitu untuk "memenuhi bumi dan menaklukkannya," sesuatu yang ingin
dihindari oleh orang-orang Babel dengan mendirikan menara sampai ke langit.
Mereka tidak ingin tersebar ke segala penjuru bumi, mengenai hal ini diulang
sampai tiga kali pada ayat 4, 8, dan 9. Jika Allah Pencipta, Pemelihara dan
Penyelamat di dalam Yesus Kristus mengaruniakan kepelbagaian pada manusia, itu
merupakan bukti bahwa semua manusia dari berbagai ras, etnis dan gender
diberkati tanpa kecuali.
Kepelbagaian juga
memperoleh tempat ketika pada hari Pentakosta para rasul dan orang percaya
dimungkinkan berbicara dalam berbagai bahasa. Melalui kejadian ini, jangkauan
budaya diperluas menjadi lintas budaya termasuk bahasa dipakai dalam kesaksian
dan pemberitaan. Dengannya gereja membuka diri terhadap berbagai bahasa dan
budaya sebagai sarana pemberitaan. Dalam surat Galatia 3:28 dikatakan, "Tidak ada orang Yahudi atau orang
Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan, karena
kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus". Dengan demikian, semua
orang dari berbagai bangsa, budaya, warna kulit adalah satu komunitas yang
berada dalam jangkauan keselamatan yang dianugerahkan Allah melalui Yesus
Kristus.
E. SUARA HATI REMAJA
Di bawah ini ada
sebuah karya tulis yang ditulis oleh seorang remaja berusia 14 tahun dari
Nigeria. Karya ini memenangkan hadiah kedua dalam kompetisi karya tulis untuk
orang muda mengenai hidup damai di tengah perbedaan masyarakat. Bacalah karya
tulis ini! Catatlah prinsip-prinsip penting yang dikemukakan dalam karya tulis
ini menyangkut:
- Peran yang dapat dilakukan oleh remaja di tengah masyarakat yang berbeda suku bangsa, ras, gender, dan lain-lain.
- Aksi atau program yang dapat dikerjakan demi terwujudnya keadilan dan perdamaian di tengah masyarakat yang berbeda ras, etnis dan gender!
Bandingkan bentuk
program atau proyek yang diajukan dalam tulisan tersebut dengan kenyataan yang
ada di Indonesia atau di tempatmu. Apakah ada upaya seperti itu ataukah tidak?
Mengapa demikian?
Belajar Untuk Hidup Bersama:
Mempromosikan Toleransi dan Keberagaman
dalam Masyarakat Global
Fatimah Jejelola Sanni
(Usia 14, Nigeria)
Dunia telah
menjadi desa global dengan bantuan teknologi canggih, maka tidak dapat
dihindari bahwa orang yang berasal dari kebangsaan, ras atau agama yang berbeda
tidak dapat melarikan diri dari keharusan untuk hidup dan bekerja bersama-sama
dengan orang lain yang berbeda dengannya.
Serentetan
kerusuhan, pembunuhan dan penghancuran semena-mena harta benda di seluruh dunia
misalnya, krisis Darfur di Sudan merupakan akibat dari kurangnya toleransi hidup.
Perbedaan telah menjadi alasan bagi orang atau kelompok tertentu di dunia untuk
memanfaatkan perbedaan etnis, agama atau lainnya untuk melakukan pembantaian
orang yang tidak bersalah dan menghancurkan harta benda mereka. Bukan rahasia
lagi bahwa seringkali berbagai perbedaan dipakai sebagai sumber konflik untuk
menutupi kepentingan politik dan ekonomi.
Allah tidak pernah
membedakan antara bangsa-bangsa, semua bangsa dan ras di bumi diberikan potensi
yang sama, bumi diciptakan sebagai tempat berpijak bagi semua bangsa. Allah
mengajar kita untuk bersikap ramah dan baik terhadap sesama makhluk hidup
dimana masyarakat dunia menganut berbagai agama; entah Islam, Kristen, Buddha dan
sebagainya. Tak satupun dari agama-agama ini yang mengajarkan kekerasan,
sebaliknya semua agama mengajarkan hidup berdampingan secara damai, toleransi,
kemanusiaan, cinta, peduli dan berbagi serta menghormati sesama.
Banyak orang muda
tumbuh dengan melihat orang lain dari agama dan ras yang berbeda dengan penuh
kecurigaan karena mereka memandang orang lain yang berbeda melalui mata orang
tua atau wali yang telah menanamkan kecurigaan itu melalui pola asuh yang
keliru. Akibatnya orang-orang muda ini memperoleh informasi yang salah. Dengan demikian,
mereka hidup dalam prasangka, kesalahpahaman tentang keyakinan dan budaya lain.
Kedamaian dan
keharmonisan terus menghindari dunia karena manusia telah menolak untuk
mengakui bahwa jika terjadi bencana terhadap satu bangsa maka bangsa yang
lainpun tidak bisa lepas tangan dalam menanggung akibat dari bencana itu.
Beberapa cara
orang dari beragam budaya dan latar belakang bisa hidup bersama secara damai
adalah:
Saling bekerja
sama untuk fokus pada nilai-nilai kehidupan dan budaya.
Bersikap sebagai
teman terhadap orang lain yang berbeda
dengan hati yang tulus, simpati dan niat baik.
Membiarkan
perilaku yang layak, ketulusan dan kebaikan menjadi sifat kita kedua dalam hidup.
Tidak menghina
budaya dan ras yang berbeda dengannya juga tokoh-tokoh yang disucikan oleh
agama lain.
Negara harus
menghindari kebijakan yang hanya menguntungkan diri mereka sendiri. Misalnya,
kebijakan imigrasi yang menghambat orang-orang yang berbeda keyakinan.
Menunjukkan rasa
hormat, cinta, pengertian dan toleransi terhadap semua manusia terlepas dari
perbedaan ras dan agama.
Orang-orang muda seperti
saya dapat berkontribusi untuk terciptanya dinamisasi dan harmonisasi dengan masyarakat
multikultural:
Mempromosikan
integrasi budaya antara kita sendiri, misalnya, belajar bahasa dan budaya orang
lain.
Membentuk diri
menjadi kelompok-kelompok yang fokus pada isu global yang misalnya, advokasi
tentang HIV / AIDS, perdagangan anak atau tenaga kerja.
Tidak berprasangka
pada orang yang berbeda suku, bangsa, ras, agama sebagaimana yang ditanamkan
oleh orang tua dan wali kami.
Memiliki
pengasihan dan simpati pada orang lain tanpa memandang orang lain sebagai pihak
yang lemah sedangkan diri kita adalah yang kuat.
Menghargai dan memahami
orang lain dalam kelemahan dan kekuatannya.
Memperdalam
semangat pengampunan dan cinta pada sesama tanpa syarat.
Memiliki sahabat
pena dari berbagai belahan dunia untuk memungkinkan pertukaran isu spektakuler
dan kejadian di lingkungan kita yang berbeda.
Serius dan tekun
belajar hingga kelak menjadi pemimpin di negara masing-masing sehingga dapat
menjadi bagian dari para pengambil keputusan terutama dalam hal kemanusiaan dan
keadilan dalam perbedaan.
Jenis
proyek/kegiatan yang dapat saya lakukan dalam rangka mencapai keharmonisan
dalam masyarakat multi kultural meliputi:
Menyiapkan
Perpustakaan bagi kaum muda di mana mereka akan memiliki literatur yang
menarik, biografi dan materi pendidikan untuk membaca sehingga dapat berkenalan
dengan orang lain yang berbeda budaya, keyakinan, sejarah dan lain-lain.
Pengorganisasian
Parlemen Anak yang kuat yang dapat memantau penandatanganan perjanjian perdamaian
dan menegakkan denda berat dan sanksi terhadap konflik.
Memulai sebuah
majalah bulanan dengan nama PESAN PERDAMAIAN yang akan memiliki warga terkemuka
dunia seperti Dr. Desmond Tutu dari Afrika Selatan, dan lain-lain sebagai kolumnis
untuk berbagi kekayaan pengalaman mereka dengan kami. Artikel untuk publikasi
akan diterima dari anak-anak di seluruh dunia.
Pembentukanj aringan
orang-orang muda untuk mendorong solidaritas dan promosi interaksi sosial dan
ko-eksistensi damai.
Keragaman budaya,
ras dan agama di dunia yang begitu kaya dan indah, jika dimanfaatkan dan
dihargai, dunia akan menjadi tempat yang damai di mana didalamnya perdamaian
dapat terwujud di bumi!
F. MEMBUAT
PROGRAM KERJA
Dalam rangka
mewujudkan solidaritas dan perdamaian hidup di tengah masyarakat majemuk dapat
dilakukan, misalnya menanam pohon perdamaian di suatu tempat bekerja sama dengan
remaja kerohanian antar agama kemudian bersama-sama menuliskan komitmen untuk
menjalankannya. Guru membantu mewujudkan program ini. Di sekolah swasta ketua
kelas dapat mengorganisir kegiatan ini, di sekolah negeri, ketua kerohanian
yang mengorganisir atau secara aklamasi memilih koordinator kegiatan. Bibit
pohon dapat diminta di kantor pertanian setempat atau jika siswa memiliki kemampuan
ekonomi yang baik, masing-masing orang dapat membawa bibit pohon. Kegiatan ini
dapat melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat. Detail dari program
ini dapat disusun oleh siswa dibimbing oleh guru PAK.
Contoh janji dalam
bentuk slogan:
Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh:
bersama membangun
bangsa menuju masa depan yang lebih baik
TUGAS
Cari berbagai
kasus yang dimuat pada media cetak dan elektronik atau kasus yang ada di
lingkungan sekitarmu mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di kalangan
remaja sebagai akibat dari berpacaran. Apa yang terjadi jika orang berpacaran
tetapi tidak memahami arti pacaran? Tugas ini akan didiskusikan dan dilaporkan
pada pertemuan berikut ketika membahas mengenai batas-batas dalam berpacaran.
G. RANGKUMAN
Allah mengasihi semua ciptaan-Nya, Ia juga merencanakan keselamatan bagi semua bangsa tanpa kecuali. Oleh karena itu, tiap orang percaya dipanggil untuk menanggapi kasih dan penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus dengan membangun solidaritas serta kebersamaan dengan orang lain tanpa memandang berbagai perbedaan yang ada. Dengan demikian, identitas sebagai murid Yesus Kristus semakin nyata. Bergaul dengan orang lain yang berbeda dengan kamu malahan semakin memperkaya pengalaman hidup kamu sekaligus memperteguh identitas kamu sebagai murid Yesus Kristus