Pages

Kategori

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Paling Dilihat

12 Mei 2020

Roh Kudus sebagai Pembaharu


Kegiatan Belajar 4: Roh Kudus sebagai Pembaharu


MAKNA ROH KUDUS

Menurut G.C. Niftrik dan B.J. Bolland dalam rumusan Pengakuan Iman rasuli, di bagian pertama dikatakan tentang siapa dan bagaimana Allah dalam diri-Nya sendiri: Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Bagian kedua adalah tentang Yesus Kristus, yang di dalamnya ditemukan, siapa dan bagaimana Allah itu bagi kita dan apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita. Dan bagian ketiga ditegaskan, bahwa secara langsung Allah bekerja di dalam diri kita, agar kita benar-benar ambil bagian dalam keselamatan. Jadi dapat dikatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah di dalam kita. Roh Kudus adalah Roh Allah bukan manusia dan bukan unsur-unsur Rohani di dalam manusia, bukan intipati yang hakiki di dalam manusia.

Sebagai orang percaya sangat penting untuk belajar dan memahami dengan baik makna Roh Kudus. Alasannya adalah pertama, melalui Roh Kudus Allah Tritunggal menjadi nyata bagi orang percaya. Dia tinggal dalam diri orang percaya dan melalui-Nya Allah Tritunggal bekerja dalam diri orang percaya. Kedua, Roh Kudus menjadi pusat perhatian sejak hari Pentakosta, periode yang diliputi Kisah Para Rasul dan Surat-Surat Perjanjian Baru serta periode sejarah gereja selanjutnya. Ketiga, suasana dewasa ini menekankan pengalaman, dan melalui Roh Kuduslah orang percaya mengalami perjumpaan dengan Allah.

Istilah bahasa Ibrani dan Yunani yang dipakai untuk Roh adalah ruakh dan pneuma. Akar katanya bermakna bernapas. Dalam Perjanjian Lama istilah ruakh sering merunjuk kepada angin Allah atau kuasa kehidupan, yang berfungsi sebagai prinsip khusus yang membuat makhluk ciptaan Allah khusus dalam penciptaan alam semesta. Dialah yang mengilhami para nabi yang bernubuat, memampukan seseorang untuk mengkomunikasikan berita dari Allah baik dalam bentuk penglihatan, mimpi atau langsung Firman Allah (Ams.3:8; Mik.3:5; Za.7:12; Yeh.1:1). Sedangkan dalam Perjanjian Baru nama khusus yang dipergunakan untuk Roh Allah, yang memperlihatkan eksistensinya sebagai Oknum adalah parakletos yang artinya penolong, penghibur dan pengacara (Yoh.14:26; 15:26; 16:7). Selain itu Roh Kudus juga dinyatakan sebagai pribadi dalam hubungan-Nya dengan pribadi lain seperti Bapa dan Anak (Mat. 28:19).

Di bagian awal sejarah gereja hampir tidak disebutkan tentang Roh Kudus. Salah satu penekanan mula-mula pada Roh Kudus adalah sebagai kekuatan yang bertanggung jawab atas terjadinya Alkitab, firman Allah. Bapa Origenes mengatakan Alkitab ditulis oleh Roh Kudus. Pada parohan abad kedua, Klemens dari Roma mengatur ketiga Oknum Trinitas dalam sebuah sumpah “sebagaimana Allah itu hidup, dan Yesus Kristus hidup, dan Roh Kudus hidup. Tertulianus menyebut Roh Kudus sebagai Allah sambil menekankan bahwa Anak dan roh Kudus memiliki hakikat yang sama dengan Bapa. Athanasius berpendapat bahwa Roh Kudus itu sepenuhnya Ilahi, berhakikat sama dengan Bapa (1Kor.3:16-17). Namun walau ada kelompok yang menerina terdapat golongan yang menolak dokrin Roh Kudus sepenuhnya Allah yakni golongan Makedonian atau Pneumatomakhian (pejuang melawan roh). Pada abad pertengahan kurang ada penekanan pada Roh Kudus, yang disebabkan oleh segi pengalaman dalam kehidupan Kristen kurang diperhatikan. Di era reformasi tidak menghasilkan perubahan-perubahan berarti tentang dokrin Roh Kudus. Melalui Luther dijumpai gagasan tentang Roh Kudus yang menanamkan kasih ke dalam hati orang percaya. Selanjutnya Yohanis Calvin memberikan sumbangan unik terhadap pembahasan Roh Kudus dengan mengemukakan bahwa Roh Kudus lebih unggul dari pada akal manusia. Kesaksian Roh Kudus itu merupakan sebuah tindakan batiniah yang menghasilkan keyakinan dan kepastian bahwa sedang berhadapan dengan Firman Allah. Pada akhir abad ke-19 terjadi perkembangan di beberapa kalangan yang memberikan peranan utama kepada Roh Kudus. Terjadi beberapa luapan bahasa Roh di Carolina Utara sekitar tahun 1896 di Topeka, Kansas. Bersama para muridnya dengan suara bulat berkesimpulan bahwa Alkitab mengajarkan perlunya baptisan Roh Kudus yang dibuktikan dengan berbicara memakai bahasa Roh sebagai kelanjutan dari pertobatan dan kelahiran baru.


SIFAT ROH KUDUS

a. KeIlahan atau KeAllahan Roh Kudus
Keilahian Roh Kudus tidak dapat disimpulkan semudah keilahian Bapa dan Anak, Karena keilahian Roh Kudus harus disimpulkan dari berbagai pernyataan yang tidak langsung dari Alkitab. Namun demikian ada beberapa dasar di mana seseorang dapat menyimpulkan bahwa Roh Kudus itu Allah serupa dan sederajat dengan Bapa dan Anak, antara lain:

  1. Rujukan kepada Roh Kudus dapat saling dipertukarkan dengan rujukan kepada Allah, yang sebenarnya berbicara tentang diri Roh Kudus sebagai Allah. Misalnya dalam Kisah para Rasul 5 yang berbicara tentang kisah Ananias dan Safira. Contoh lain juga adalah yang terdapat dalam 1 Korintus 3:16-17 dan 1 Korintus 6:19-20. Dari 2 bagian ini jelaslah bagi rasul Paulus bahwa didiami Roh Kudus berarti didiami oleh Allah, Roh Kudus adalah Allah.
  2. Roh Kudus memiliki sifat-sifat Allah. Salah satunya adalah keMahatahuan (1Kor. 2:10-11; Yoh 16:3). Selain itu Yesus juga mengatakan bahwa Roh Kudus mampu mengubah hati dan kepribadian manusia dengan menginsyafi akan dosa (Yoh. 16:8-11) dan memperbaharui kehidupan/kelahiran baru (Yoh. 3:5-8). Sifat Roh Kudus yang lain juga adalah kekekalan (Ibr. 9:14) di mana Roh Kudus disebut Roh yang kekal, dan melalui Dia Kristus mempersembahkan diri-Nya kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat.Roh Kudus juga melakukan hal-hal tertentu yang umumnya dianggap sebagai tindakan Allah. Dahulu sampai sekarang Roh Kudus terlibat dalam penciptaan, baik ketika menciptakan pertama kali maupun dalam memelihara serta mengarahkan ciptaan Allah (Kej.1:2).
  3. Kesaksian Alkitab paling banyak adalah tentang peranan Roh Kudus berkaitan dengan karya-Nya yang rohani. Misalnya merubah hati (Yoh.3:5-8), menyelamatkan (Tit.3:5), membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan juga manusia (Rm.8:11), serta menyediakan Alkitab (2Tim.3:16).
  4. KeTuhanan Roh Kudus adalah hubungan-Nya dengan Bapa dan Anak atas dasar persamaan, Salah satu bukti adalah rumusan baptisan yang terdapat dalam Matius 28:19. Tetapi juga doa berkat yang disampaikan oleh Paulus (1Kor.12), dan dalam salam pembukaan Petrus (1Pet.1:2).


b. Kepribadian Roh Kudus
  1. Selain KeAllahan Roh Kudus juga perlu mengenal kepribadian Roh Kudus. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus memiliki kepribadian dan memiliki semua sifat yang berkaitan dengan kepribadian. Bukti pertama ialah pemakaian kata πνευμα (pneuma) itu berjenis kelamin neuter (tidak mempunyai jenis kelamin). Hal yang kedua yang membuktikan tentang keperibadian Roh Kudus ialah sejumlah ayat yang mengaitkan diri-Nya dan karya-Nya dalam satu atau lain cara dihubungkan secara erat dengan berbagai orang dan pekerjaan mereka. Penggunaan istilah παρακλητος (parakletos = penolong, pendamping), yang dipakai untuk menunjuk Roh Kudus (1Yoh.2:1). Yang sangat signifikan adalah perkataan Yesus dalam Yohanes 14 :16 bahwa Yesus akan meminta kepada Bapa untuk mengirim παρακλητος yang lain. Istilah lain dalam bahasa aslinya adalah άλλος (allos) yang artinya “yang lain dari jenis yang sama”. Jelaslah bahwa Roh Kudus menggantikan kedudukan Yesus serta akan memainkan peran yang sama.
  2. Fungsi lain yang juga dimainkam Yesus maupun Roh Kudus ialah memuliakan KeTritunggalan Allah (Yoh. 16:14; 17:14). Roh Kudus juga dikaitkan dengan Bapa dan Anak dalam berbagai peristiwa dari pelayanan Yesus (Mat.3:16-17; 12:28)
  3. Di sisi lain Roh Kudus juga memiliki ciri-ciri pribadi tertentu yang menunjuk kepada kepribadian-Nya, yakni kecerdasan, kehendak dan perasaan (Yoh.14:26, 1Kor. 12:11; Efs.4:30). Roh Kudus juga dapat dibuat terharu (Kis.5:3-4) dan memadamkan dosa (1Tes.5:19). Selain itu Roh Kudus juga terlibat dalam tindakan-tindakan moral serta pelayanan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pribadi, antara lain mengajar, memperbaharui, mencari, berbicara, bersyafaat, bersaksi, memerintah, menuntun. Dan yang menarik adalah Roh Kudus dapat berdoa ganti kita (Rm.8:26).



KARYA ROH KUDUS 

Karya Roh Kudus sangat penting dipelajari dan dimaknai oleh orang percaya, karena di dalam karya Roh Kuduslah Allah secara pribadi terlibat dalam diri orang percaya. Menurut G.C. Van Niftrik dan B.J. Boland Allah Bapa adalah Allah di atas kita, Yesus Kristus adalah Imanuel Allah beserta kita sedangkan Roh Kudus Allah di dalam kita sehingga tidak ada jarak antara Allah dengan manusia. Di dalam Alkitab dibuktikan bahwa Roh Kudus benar-benar masuk ke dalam hidup orang percaya dan menjadi satu dengan orang percaya (Rm. 8:9,11; 1Kor.3:16; 2 Kor 6:16). Berikut ini kita akan mempelajari karya Roh Kudus dalam Alkitab, dalam kehidupan Yesus dan dalam kehidupan orang Kristen serta orang yang tidak percaya.


a. Karya Roh Kudus dalam Alkitab
Kesulitan sering terjadi untuk mengenali Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, karena sesungguhnya istilah Roh Kudus jarang dipakai dalam Perjanjian Lama, istilah yang umum dipakai adalah Roh Allah. Terdapat beberapa bidang utama yang merupakan karya pelayanan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, antara lain:
  1. Penciptaan (Kej.1:2), yang berkesinambungan terhadap hasil ciptaan-Nya (Ay. 26:13). Yesaya menantikan pencurahan Roh di masa yang akan datang, sebagai masa produktivitas di dalam karya ciptaan Allah (Yes. 32:15).
  2. Memberikan nubuat dan nas Alkitab. Para nabi bersaksi bahwa ucapan nubuat dan tulisan mereka merupakan akibat dari Roh Kudus yang turun atas mereka (Yeh. 2:2 bdg 8:8; 11:1,24). Roh Kudus juga masuk ke dalam tokoh-tokoh seperti Bileam (Bil.24:2). Tanda Saul diurapi Allah, Roh Kudus datang atasnya dengan kuasa dan Saul bernubuat (1Sam. 10:6,10). Selain itu Roh Kudus juga adalah pengarang dan penafsir Alkitab (2Pet. 1:21; Yoh. 16:13; Kis. 28:25; Ibr. 3:7; 10:15; Efs. 1:17).
  3. Roh Kudus dari Allah hadir dalam kehidupan umat-Nya agar tahu apa yang dikaruniakan Allah bagi umat-Nya (1Kor.2:12). Dia juga mengambil perkataan Kristus dan menjelaskan kepada orang percaya (Yoh. 16:14), mengajarkan umat-Nya untuk menafsirkan hal-hal rohani (1Kor. 2:13).
  4. Hadir dalam kehidupan orang Israel saat ada dalam peperangan dan kesulitan, dengan sebutan “Roh yang baik, RohMu yang Kudus” (Neh. 9:20; Mzm. 143:10; 15:13; Yes 63:10).
  5. Yang menghasilkan ketakutan akan Allah serta berbagai sifat kebenaran dan keadilan di dalam diri Mesias yang akan datang (Yes. 11:2-5). Ketika Roh Kudus dicurahkan (Yes. 32:15), maka hasilnya adalah keadilan, kebenaran dan damai sejahtera (Yes. 32:16-20). Selain itu pengabdian kepada Allah juga karena pekerjaan Roh Kudus (Yes. 44:3-5). Selain itu ketaatan yang cermat serta hati yang baru yang menyertai pemberian Roh oleh Allah (Yeh. 36:26-28).
  6. Di dalam Perjanjian Lama juga terdapat kesaksian tentang penantian suatu saat ketika pelayanan Roh Kudus akan menyeluruh, di mana sebagian penantian itu berkaitan dengan Mesias yang akan datang, yang dihinggapi Roh Kudus (Yes. 11:1-5; 42:1-4; 61:1-3). Selain itu juga penantian akan janji yang lebih umum (Yoel 2:28-29).

b. Karya Roh Kudus dalam Yesus Kristus
Jika mempelajari dan menyelidiki kehidupan Kristus dalam Alkitab, maka akan didapati bahwa Roh Kudus bekerja dengan giat dalam kehidupan Kristus. Bahkan sejak awal kehidupan Yesus Roh Kudus telah menunjukkan karya-Nya. Berikut itu beberapa bukti karya Roh Kudus dalam Yesus Kristus yang didapati dari Alkitab.
  1. Baik nubuat maupun kisah kelahiran Yesus menunjukkan adanya kegiatan khusus Roh Kudus (Luk. 1:35). Saat Maria mengandung malaikat menampakkan diri kepada Yusuf (Mat. 1:20).
  2. Yesus diurapi oleh Roh Kudus saat dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Mat. 3:16; bdg. Yes. 61:1; Luk. 4:18). Roh Kudus yang diberikan tanpa batas (Yoh.3:34), memperlengkapi Yesus untuk melayani sebagai Mesias (Luk. 3:23).
  3. Setelah dibaptis Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun dan dipimpin oleh Roh Kudus di mana pencobaan akan terjadi dan Yesus mampu melewatinya (Mat. 4:1; Luk 4:1,2).
  4. Setelah mengalami pencobaan di padang gurun, Yesus kembali ke Galilea menuju ke semua sinagoge untuk mengajar. Dan saat kembali ke Nazareth Yesus ke sinagoge berdiri dan membaca Alkitab. Ia membaca Yesaya 61:1-2, dan dikataka nas itu sudah digenapi dalam diri-Nya (Luk. 4:18-21). Ketika mengajar di sinagoge merupakan akibar dari karya Roh Kudus di dalam dan di atas diri-Nya.
  5. Oleh Roh Kudus, Yesus mengadakan mujizat-mujizat (Mat.12:28) termasuk di dalamnya pengusiran setan. Yang dimaksudkan dengan pengusiran setan adalah pertentangan antara Roh Kudus dengan kuasa-kuasa yang berdosa di dalam dunia. (Mat. 12:25-32).
  6. Roh Kudus turut aktif ketika Yesus disalibkan dan dibangkitkan (Ibr. 9:14; Rm. 1:4; 8:11).
  7. Saat Yesus naik ke sorga, Ia meminta kepada Bapa-Nya untuk mengutus Roh Kudus (Yoh. 14:16,26;15:26). Roh Kudus akan mengganti Yesus Kristus sehingga para rasul tidak akan ditinggalkan sendirian (Yoh. 14:18; 16:7-15). Dan sebelum pergi Yesus mempersiapkan para murid-Nya untuk menerima Roh Kudus (Luk. 24:49; Yoh. 20:22; Kis. 1:8).

c. Karya Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya
Yesus dalam pengajaran-Nya sangat menekankan peranan Roh Kudus dalam memprakarsai kehidupan Kristen di dalam diri seseorang untuk bertobat dari kesalahannya dan memberikan diri untuk diselamatkan serta menjaga keselamatan yang telah dikaruniai baginya. Pada bagian ini akan dilihat dan dipelajari karya Roh Kudus berkaitan dengan keselamatan manusia serta kehidupan orang Kristen.
Pertama: Karya Roh Kudus Ketika Menyelamatkan
  1. Roh Kudus memperbaharui. Manusia dilahirkan kembali melalui pelayanan Roh Kudus (Yoh. 3:3-8), karena Roh Kuduslah yang memberi hidup (Yoh. 6:63);
  2. Roh Kudus tinggal di dalam diri orang percaya. Hal ini penting sehingga orang yang tidak didiami oleh Roh Kudus dianggap belum menjadi milik Kristus (Rm. 8:9), dan Roh Kudus yang tinggal dalam diri orang percaya merupakan jaminan bahwa ia akan dibangkitkan (Rm. 8:11);
  3. Roh Kudus membaptis. Kristus membaptis orang-orang percaya dengan Roh Kudus ke dalam tubuh-Nya (Mat.3:11; Mar. 1:8; Luk. 3:16: Yoh. 1:33; Kis. 1:5; 11:16). Baptisan ini terjadi melambangkan keselamatan dan air melambangkan baptisan Roh (Rm. 6:3 bdg Efs. 4:5; Kol. 2:12); dan
  4. Roh Kudus mematereikan. Allah mematereikan orang-orang percaya dengan Roh Kudus (Efs. 1:13,14; 4:30). Menurut rasul Paulus mematereikan tanda milik-Nya adalah jaminan dari semua yang telah disedia bagi orang percaya (2 Kor. 1:22), dan juga mengangkat orang percaya menjadi anak-anak-Nya (Rm. 8:16).


Kedua: Karya Roh Kudus Selanjutnya Di Dalam Orang Percaya
Setelah manusia mengalami pertobatan, Roh Kudus melanjutkan karya-Nya di dalam kehidupan orang, yaitu:
  1. Roh Kudus memenuhi. Dalam Efesus 5:18 orang-orang percaya diharuskan “penuh dengan roh”, memberikan dirinya untuk dikuasai oleh Roh sepanjang hidupnya (Kis.6:3; 11:24). Dengan kata lain setelah pertobatan, orang percaya dituntut untuk memiliki gaya hidup di bawah pengawasan Roh Kudus.
  2. Roh Kudus membimbing. Orang percaya diperintahkan untuk hidup dipimpin oleh Roh (Gal. 5:16-18) agar orang percaya dapat menjaga hidupnya agar tidak terperangkap oleh ajaran yang mengharapkan keselamatan dengan cara melakukan perbuatan baik (Gal. 5:16-18) serta memenuhi keinginan daging.
  3. Roh Kudus memberi kuasa. Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, orang percaya terlibat dalam peperangan daging melawan Roh. Untuk itu Roh Kudus harus tinggal di dalam orang percaya agar ia memperoleh kemenangan (Rm. 8:13; Gal. 5:17). Dalam Perjanjian Lama juga telah ditekankan bahwa Roh Kudus adalah kunci untuk memperoleh kemenangan (Za. 4:6). Selain itu Roh Kuduslah yang menghasilkan buah-buah Roh (Gal. 5:22,23).
  4. Roh Kudus Mengajar. Yesus menjanjikan akan datang Roh Kudus yang menuntun orang percaya dalam kebenaran (Yoh. 14:26; 16:13), akan menerangi orang percaya untuk memahami Alkitab (1Kor. 2;13). Selain itu Roh Kudus juga memberikan karunia-karunia rohani kepada orang-orang percaya seperti yang dikehendaki-Nya (1Kor.12:4,7-11), mendoakan orangorang percaya di hadapan Allah Bapa (Rm. 8:26).



PEKERJAAN ROH KUDUS YANG UMUM DAN YANG KHUSUS

Alkitab jelas menunjukan bahwa tidak semua pekerjaan Roh Kudus merupakan bagian dari karya keselamatan Kristus. Sama halnya bahwa Putra Allah bukn hanya Pengantara keselamatan, tetapi juga Pengantara penciptaan, demikian juga Roh Kudus, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, berkarya bukan saja dalam karya penebusan tetapi juga dalam karya penciptaan.

a. Pekerjaan Roh Kudus secara umum
Merupakan sebuah kenyataan yang sangat terkenal bahwa perbedaan dalam diri Tritunggal tidak terlalu jelas diungkapkan dalam Perjnjian Lama sebagaimana Perjanjian Baru lebih jelas mengungkapkannya. Istilah “Roh Allah” jika dipakai dalam Perjanjian Lama tidak selalu menunjuk kepada suatu pribadi dan bahkan dalam keadaan-keadaan dimana ditemukan pengertian mengeni pribadi, tidak selalu secara khusus menunjuk pada pribadi ketiga dalam Allah Tritunggal. Kadangkadang istilah itu dipakai secara kiasan untuk menunjukan nafas Allah, (Ayub 32:8; Maz.33:6) dan dalam beberapa contoh hanya merupakan sinonim bagi kata “Allah,” (Maz,139:7,8; Yes.40:13). Istilah itu dapat juga menunjukan kekuatan hidup, prinsip dasar yang menyebabkan satu makhluk dapat hidup dan yang dalam cara unik sangat khusus menunjuk kepada Tuhan. Roh yang tinggal dalam diri makhluk dan yang atasnya keberadaan makhluk itu terletak, adalah dari Allah dan mengikt mereka pada Allah, (Ayub 32:8; 33:4; 34:14, 15; Mzm. 104:29; Yes.42:5). Allah disebut sebagai “Allah” (“Bapa”) dari semua roh manuia, (Bil.16:22; 27:16; Ibr.12:9). Dalam beberapa hal tersebut angat terbukti bahwa Roh Allah bukan sekedar kuasa, tetapi juga pribadi. Ayat pertama yang menyebutkan tentang Roh itu adalah Kej.1:2 dan ayat ini langsung memberikan perhatian kepada kita bahwa Roh ini berfungsi memberi hidup dan hal ini makin dikhususkan dalam kaitan dengan penciptaan manusia, (Kej.2:7). Roh Allah membangkitkan hidup dan membawa karya penciptaan Allah menjadi sempurna, (Ayub 33:4; 34:14,15; Maz.10429,30; Yes.42:5). Terbukti dari Perjanjian Lama bahwa asal mula hidup, pemeliharaannya dan juga perkembangannya tergantung pada pekerjaan Roh Kudus. Melepaskan diri dari Roh Kudus sama artinya dengan kematian.

Pernyataan kuasa yang luar biasa, kekuatan dan keberanian, juga ditujukan kepada Roh Kudus. Para hakim yang dibangkitkan Allah untuk membebaskan Israel adalah orang-orang dengan kemampuan luar biasa dan juga sangat kuat serta berani, tetapi rahasia sesungguhnya kemampuan mereka tidak terletak pada diri mereka sendiri, tetapi dalam suatu kuasa supranatural yang datang atas mereka. Roh dari Allah memampukan mereka mengerjakan pembebasan bagi umat Israel. Ada juga penjelasan dari pekerjaan Roh Kudus dalam jangkauan intelektual. Elihu mengatakan hal ini yang demikian, “Tetapi roh yang diam di dalam manusia, dan nafas Yang Maha Kuasa itulah yang memberi kepadanya pengertian” (Ayub 32:8).

Pengertian intelektual, atau kemampuan untuk memahami persoalan hidup, disebutkan sebagai kekuatan yang memberi iluminasi dari Roh Kudus. Kemampuan dan pengertian tentang keindahan juga dikatakan dari Roh, (Kel. 28:3; 31:3; 35:30), dts. Orang-orang tertentu yang dianugerahi kemampuan khusus, dipilih untuk melaksanakan suatu karya keindakan dalam melaksanakan tugas pembangunan kemah suci dan membuat pakaian imam, (band. Neh.9:20). Sekali lagi Roh Allah disebutkan memberi kemampuan pada manusia untuk memegang berbagai jabatan.

Roh itu diberikan kepada 70 orang yang dipilih untuk membantu Musa dalam memerintah dan mengadili bangsa Israel, (Bil.11:17,25,26). Mereka juga kadangkadang memperoleh roh nubuat sewaktu-waktu, untuk meneguhkan panggilan mereka. Yosua dipilih untuk menggantikan Musa karena ia memiliki Roh Tuhan, (Bil.27:18). Ketika Saul dan Daud diurapi menjadi raja Roh Tuhn datang atas mereka untuk memungkinkan mereka melakukan tugas yang penting itu, (1 Sam.10:6,10; 16:13,14). Akhirnya Roh Allah juga dengan jelas bekerja dalam diri para nabi sebagai Roh yang mewahyukan. Daud berkata “Roh Tuhan berbicara dengan perantaraanku, firmanNya ada dalam lidahku” (2 Sam.23:2). Nehemia mengaku dalam Neh. 9:30, “Dengan RohMu Engkau memperingatkan mereka, yakni dengan perantaraan nabiMu, tetapi mereka tidak mau memperhatikannya

b. Hubungan antara pekerjaan Roh Kudus yang umum dan yang khusus.
Ada kesamaan tertentu antara pekerjaan Roh Kudus yang umum dan yang khusus. Melalui pekerjaan yang umum Ia memulai, memelihara, menguatkan dan menuntun seluruh kehidupan organil, intelektual, dan moral. Ia melalukan hal ini dengan cara yang berbeda dan selaras dengan objek yang bersangkutan. Ada sesuatu yang sama yang dapat dikatakan tentang pekerjaanNya. Dalam cakupan keselamatan, Ia juga memulai hidup baru, menumbuhkannya, memimpim dalam langkah selanjutnya dan membimbing kepada tujuannya. Tetapi kendatipun ada kesamaan, ada juga perbedaan esensial antara pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus dalam lingkup penciptaan dan dalam lingkup penebusan atau kelahiran baru. Dalam penciptaan Ia memulai, memelihara, mengembangkan dan memimpin hidup dari ciptaan alamiah, mencegah kerusakan dan pengaruh yang menghancurkan dari dosa dalam hidup manusia dan masyarakat dan memungkinkan manusia dapat mempertahankan satu susunan tertentu dalam kehidupan bersama, melakukan apa yang dari luar kelihatan baik dan benar dalam hubungan antar manusia dan mengembangkan bakat yang dimiliki manusia dalam penciptaan. Dalam hal penebusan Roh Kudus memulai, memelihara, mengembangkan dan membimbing hidup yang baru yang dilahirkan dari atas, diberi makan dari atas, dan akan disempurnakan di atas. Sebuah kehidupan yang berprinsip surgawi walaupun masih hidup dalam dunia. Melalui pekerjaanNya secara khusus Roh Kudus yang mengatasi dan menghancurkan kuasa dosa, memperbarui manusia dalam gambar dan rupa Allah dan memungkinkan manusia mempunyai ketaatan kepada Tuhan, menjadi garam bagi dunia, terng dunia dan ragi rohani dalam semua bidang kehidupan.

Kendatipun pekerjaan Roh Kudus dalam penciptaan secara umum jelas mempunyai arti penting yang tidak terikat, pekerjaan itu tetap berada di bawah pekerjaan penebusan. Keseluruhan hidup orang pilihan juga yag mendahului kelahiran baru mereka, ditentukan dan dipimpon oleh Allah dengan satu padangan menuju akhirnya. Hidup alamiah mereka dipimpin sedemikian, sehingga ketika diperbarui hidup itu akan menjawab tujuan Alah.