Bab I Bertumbuh dan Semakin Berhikmat
Bahan Alkitab: 1
Samuel 3:19; 2:26; 1 Korintus 3:1-9
PENGANTAR
Chili Davis,
seorang pelatih bisbol Amerika Serikat, pernah mengatakan, “Growing old is
mandatory; growing up is optional.” Dalam bahasa Indonesia ungkapan ini dapat
diterjemahkan demikian, “Bertambah umur sudah seharusnya terjadi. Namun menjadi
dewasa adalah pilihan.” Maksudnya, setiap orang pasti bertambah usianya. Setiap
hari, minggu, bulan, dan tahun, usia kita terus berjalan. Kita tidak mungkin menghentikannya
sampai tiba waktunya ketika kita menutup mata dan meninggal dunia kelak. Namun
bertumbuh menjadi dewasa dalam pemikiran, sikap, dan perilaku, adalah pilihan.
Tidak setiap orang yang dewasa umurnya juga dewasa pemikiran, sikap dan
perilakunya. Setiap orang harus memutuskan untuk
berubah menjadi dewasa dalam hal-hal
tersebut, sehingga ia menjadi bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan di dalam hidupnya.
Abraham Lincoln,
presiden Amerika Serikat yang terkenal itu, pernah mengatakan, “Yang penting
bukanlah tahun-tahun di dalam hidupmu, melainkan hidup yang kamu jalani di
dalam tahun-tahun usiamu itu.” Di sini kembali kita melihat bahwa bukan
panjangnya usia, atau sejauh mana umur kita sekarang, melainkan bagaimana kita
mengisi tahun-tahun usia itu dengan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain.
BERBAGI PENGALAMAN
Hari Ulang Tahun
yang Paling Mengesankan
Coba ceritakan
kepada teman-temanmu, ulang tahun kamu yang mana yang kamu rasakan paling
mengesankan. Bagikanlah pengalaman itu kepada teman sebangkumu. Atau kalau
kelas kamu terlalu kecil, coba kumpulkan dua atau tiga teman yang lain untuk
saling menceritakan pengalaman kamu tentang hari ulang tahun kamu itu.
Ulang tahunku yang
paling mengesankan adalah ketika aku
..................................................................................................................
..................................................................................................................
Sekarang, coba
jelaskan, mengapa kamu menyebutkan hari ulang tahunmu tersebut sebagai hari
ulang tahun yang paling mengesankan? Siapa di antara kamu yang pada hari ulang
tahun ingat kepada Tuhan dan mengucap syukur untuk usia yang telah ditambahkan
Tuhan kepadamu?
Apakah kamu
mengucap syukur untuk tingkat kedewasaan yang semakin bertambah pada dirimu?
Apakah yang kamu maksudkan dengan tingkat kedewasaan tersebut? Usiakah?
Perubahan secara fisik pada diri setiap remaja laki-laki dan perempuankah?
Coba amati keadaan
fisik dan kejiwaan kamu di Kelas X sekarang dan bandingkanlah dengan keadaan
kamu ketika masih di SMP, di kelas VII hingga IX. Perbedaan-perbedaan apakah
yang kamu temukan? Ciri-ciri pertumbuhan fisik yang kamu alami antara usia di
SMP (kelas VII hingga IX) dengan keadaan kamu di kelas X sekarang:
..................................................................................................................
..................................................................................................................
Ciri-ciri
perubahan fisik dan psikologis yang kamu alami antara usia di SMP (kelas VII
hingga IX) dengan keadaan kamu di kelas X sekarang:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Sekarang,
perhatikan pula, apakah pertumbuhan secara fisik itu sudah dengan sendirinya
merupakan tanda bahwa orang itu sudah menjadi dewasa dalam pemikiran dan
karakternya? Apakah orang itu sudah bertumbuh bukan saja menjadi dewasa, tetapi
juga matang dalam kepribadiannya?
Ciri-ciri pribadi
yang matang menurut saya:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
KISAH TONYA
HARDING
Tonya Harding
(lahir 1970) adalah seorang pemain sepatu es (ice-skating) terkenal di Amerika
Serikat. Pada tahun 1994 ia terlibat dalam sebuah pelanggaran hukum ketika
bekas suaminya, Jeff Gillooly, berkomplot dengan Shawn Eckhardt dan Shane
Stant, dan menyerang saingannya dalam olahraga sepatu es, Nancy Kerrigan, dalam
sebuah latihan persiapan Kejuaraan Sepatu Es Keindahan di AS. Kerrigan dipukul
di bagian pahanya, hanya beberapa sentimeter di atas lututnya, dengan sebuah
tongkat polisi lipat. Untunglah kaki Kerrigan tidak patah, hanya luka-luka,
tetapi hal itu telah membuat Kerrigan mengundurkan diri dari kejuaraan
nasional. Harding memenangi kejuaraan itu (Daily Mail, “Agony of the ice
queen”, 14 September 2013).
Namun peristiwa
ini kemudian terbongkar oleh polisi. Polisi dan hakim membuktikan bahwa Harding
mengetahui rencana serangan terhadap Kerrigan. Harding mengaku bersalah dan
dijatuhi hukuman percobaan tiga tahun penjara, 500 jam pelayanan masyarakat,
dan denda $160.000. Gelar juaranya tahun 1994 dicabut, dan seumur hidupnya
Harding dilarang ikut serta dalam semua kegiatan yang diselenggarakan oleh
organisasi sepatu es nasional di seluruh AS, baik sebagai pemain maupun
pelatih.
Apa yang kita
temukan dalam kisah di atas? Kisah ini menggambarkan bagaimana seseorang yang
sudah dewasa menurut usianya, ternyata tidak mampu menghadapi masalahnya secara
dewasa. Tonya Harding, misalnya, harus menghadapi Nancy Kerrigan, lawannya yang
tangguh dalam pertandingan sepatu es. Ia khawatir tidak bisa memenangkan
pertandingan itu dengan mengalahkan Nancy di arena pertandingan. Karena itu
ketika seseorang memutuskan untuk mencelakakan Nancy, ia pun berdiam diri, atau
bahkan menyetujui apa yang direncanakan oleh Jeff Gillooly untuk
mencelakakannya.
Ini adalah sebuah
contoh tentang emosi yang negatif. Emosi seperti ini seringkali ditampilkan
oleh orang-orang yang tidak matang pribadinya, tidak siap menerima kekalahan
secara terhormat, dan karena itu bersedia melakukan apa saja untuk mencapai
tujuannya. Dengan kata lain, secara fisik mereka sudah bertumbuh, tetapi secara
emosional dan kepribadian mereka tetap seperti anak kecil. Mereka tidak bisa berpikir
dengan matang dan bertanggung jawab. Hal seperti ini dapat kita temukan pula di
berbagai aspek kehidupan.
Coba diskusikan
hal-hal di bawah ini dengan teman sebangkumu, dan carilah contoh-contoh ketidakdewasaan
dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Di
dalam kehidupan keluarga: ………………………..……………………....……............…
2.
Di
dalam pergaulan sehari-hari: ………………………..……………………....……............
3.
Di
dunia olahraga: ………………………..……………………....……............…
4.
Di
dunia pendidikan: ………………………..……………………....……............…
5.
Di
dunia politik: ………………………..……………………....……............…
KEMATANGAN PRIBADI
DAN EMOSI
Salah satu cara yang
paling mudah untuk menilai kematangan pribadi seseorang adalah dengan mengamati
ekspresi emosinya. Emosi adalah pengalaman sadar yang subyektif, yang terutama
sekali dicirikan oleh ungkapan-ungkapan psiko-fisiologis, reaksi biologis, dan
keadaan mental. Dalam kehidupan sehari- hari, emosi seringkali terlepas begitu
saja ketika seseorang tidak mampu mengendalikan dirinya. Akibatnya, perkataan
dan tindakannya pun jadi tidak terkendali. Contohnya, apa yang dilakukan oleh
Tonya Harding dan kawan- kawannya.
Setelah semuanya terjadi dan mereka dinyatakan bersalah, lalu dijatuhi
hukuman, mungkin mereka baru menyesali apa yang telah mereka lakukan.
Emosi seseorang
biasanya bisa dilihat melalui bahasa tubuh, mimik, atau suara orang tersebut
melalui gerakan-gerakan atau intonasi suara, walaupun tidak sama persis dengan
orang lain tetap bisa kita lihat. Ada orang yang ingin memperlihatkan ekspresi
emosinya kepada orang lain supaya orang lain memahami apa yang dirasakannya.
Tetapi, ada juga orang yang berusaha menyembunyikan emosinya supaya tidak
diketahui orang lain, tentu dengan berbagai pertimbangan yang dimiliki oleh
orang tersebut.
Sepanjang
perjalanan hidup ini, kita akan berhadapan dengan bermacam- macam orang. Selama
itu pula kita akan banyak menerima pendapat tentang diri kita atau tentang apa
yang kita lakukan. Ada yang memberi pandangan positif, namun ada juga yang
negatif. Pendapat atau pandangan orang lain itu sedikit banyak memberi pengaruh
pada bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri. Bukan hanya pendapat
orang lain yang mempengaruhi diri kita, pandangan kita terhadap diri sendiri
juga dapat mempengaruhi cara kita memandang atau menilai diri kita sendiri.
Pada akhirnya, hal itu akan berpengaruh pada perkembangan emosi kita.
Safaria dan
Saputra (2009) memberikan contoh tentang bermacam-macam ekspresi jasmani yang
bisa muncul dari emosi seseorang, misalnya:
Emosi marah:
wajahnya memerah, nafasnya menjadi sesak, otot-otot tangan akan menegang, dan
energi tubuhnya memuncak.
Emosi takut:
mukanya menjadi pucat, jantungnya berdebar-debar. Ekman dan Friesen seperti
dikutip oleh Walgito (1994), menyebutkan tiga macam emosi yang dikenal dengan
display rules (penampilannya pada wajah atau tubuh manusia), yaitu:
- Masking: keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau menutupi emosi yang dialaminya. Misalnya, seorang perawat marah karena sikap pasien yang menyepelekan pekerjaannya. Kemarahannya diredam atau ditutupi sehingga gejala kejasmaniannya tidak tampak.
- Modulation: keadaan seseorang yang dapat mengurangi emosi yang dialaminya. Misalnya, karena marah, ia mengomel-ngomel (gejala jasmani) tetapi kemarahannya tidak meledak-ledak.
- Simulation: orang tidak mengalami emosi, tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala kejasmanian. Simulasi digunakan untuk membayangkan apa yang mungkin dialami orang lain dengan mencoba menempatkan diri kita pada situasi orang tersebut. Dengan cara ini, kita bisa lebih mampu berempati dengan orang lain.
Berdasarkan
pembagian emosi di atas, faktor yang paling penting dalam mengembangkan emosi
yang sehat adalah pengenalan yang benar tentang diri sendiri serta kesediaan
untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang matang dan bertanggung
jawab. Matang, artinya tidak berpikir kekanak-kanakan, hanya peduli akan
kepentingan dan keuntungan dirinya sendiri.
Bertanggung jawab, artinya memperhitungkan setiap tindakannya, apa
untung rugi dari tindakan yang akan saya ambil ini? Apakah saya akan menyakiti
orang lain dengan keputusan yang saya ambil?
Pada saat yang
sama juga ia akan berpikir secara bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Dia
akan bertanya, apakah keputusan yang akan saya ambil ini hanya menguntungkan
orang lain, namun pada saat yang sama merugikan dan menghancurkan diri saya?
BELAJAR DARI
ALKITAB
Samuel, Hofni, dan
Pinehas Bersaudara
Di dalam Alkitab
kita dapat menemukan banyak sekali contoh tentang pribadi yang tidak dewasa,
tidak matang, dan tidak bertanggung jawab. Namun di pihak lain Alkitab juga
mengajarkan kepada kita bagaimana cara hidup orang yang matang dan bertanggung
jawab itu. Itulah pribadi yang Allah kehendaki di dalam hidup kita.
Dalam Kitab 1
Samuel 3:19 dikatakan, “Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan
tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.” Samuel adalah
salah satu pribadi teladan yang kita temukan dalam Alkitab. Sejak masa kecil,
Samuel telah diserahkan oleh Hana, ibunya, kepada Imam Eli untuk dibesarkan dan
dididik di bait suci Allah di Silo. Hana yang lama tidak mempunyai anak,
bernazar kepada Allah, bahwa apabila ia dikaruniai seorang anak oleh Allah,
maka ia akan menyerahkan anak itu kepada Allah. Itulah sebabnya Samuel kemudian
diantarkan ke Silo untuk dididik oleh Imam Eli.
Yang menarik ialah
Eli ternyata juga mempunyai dua orang anak laki-laki, yaitu Hofni dan Pinehas.
Kisah tentang kedua anak Eli ini digambarkan dalam ayat-ayat yang muncul sebelum
ayat yang menggambarkan keadaan Samuel,
12Adapun
anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan
TUHAN, 13ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap
kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak,
datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya 14dan
dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke
dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu
untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang
datang ke sana, ke Silo. 15Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang
imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu:
“Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima
dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja.” 16Apabila
orang itu menjawabnya: “Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian
barulah ambil bagimu sesuka hatimu,” maka berkatalah ia kepada orang itu:
“Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan
kekerasan.” 17Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda
itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
Gambaran ini
berlawanan seratus persen dengan gam- baran yang diberikan mengenai Samuel. Di
satu pihak kita menemukan Hofni dan Pinehas yang egois, mementingkan diri
sendiri, dan tampaknya juga pemarah. Kitab 1 Samuel ini menceritakan bahwa
setiap kali ada orang yang datang mempersembahkan korban sembelihan, Hofni dan
Pinehas akan menyuruh para pelayan imam untuk mengambilkan daging yang paling
atas, yang paling enak, untuk mereka makan sendiri. Padahal, seharusnya bagian
itu dibakar sampai hangus sebagai lambang persembahan yang penuh kepada Allah.
Hofni dan Pinehas tidak rela membiarkan daging itu hangus begitu saja. “Ini
bagian yang paling nikmat. Mengapa kita harus menjadi orang bodoh dan
membiarkannya hangus begitu saja,” mungkin demikian yang muncul dalam benak
pikiran mereka. Itulah sebabnya mereka mengambil apa yang bukan menjadi hak
mereka. Mereka mencuri, atau dalam istilah sekarang, kasus ini dikenal sebagai
korupsi.
Demikian pula
halnya dengan para pelayan imam itu. Mereka takut menghadapi anak-anak tuan
mereka, sehingga mereka mengikuti begitu saja apa yang diperintahkan kepada
mereka. Mereka tidak berani membantah perintah Hofni dan Pinehas, sebab mereka
adalah anak-anak dari tuan mereka. Mungkinkah mereka takut dimarahi oleh Imam
Eli? Mungkinkah mereka berpikir bahwa anak-anak Imam Eli tidak boleh dibantah,
karena mereka anak- anak hamba Tuhan? Apapun juga alasannya, tampaknya para
pelayan ini pun hanya memikirkan keselamatan mereka sendiri. Hanya berusaha
mencari aman.
Sementara itu,
bagaimana dengan Samuel? Ia digambarkan sebagai anak yang makin besar dan
disertaiTuhan. Ia semakin besar dan semakin disukai oleh Tuhan maupun manusia.
Bagaimana ini bisa terjadi? Tentulah ini disebabkan oleh kedewasaan Samuel,
kematangan pribadinya dan emosinya, dan sikapnya yang tidak egois atau
mementingkan diri sendiri. Samuel selalu memikirkan pentingnya pelayanannya
kepada Allah dan umat Israel.
Perpecahan Di
Gereja Korintus
Sebuah
kisah lain tentang sikap yang tidak dewasa dan bertanggung jawab dapat kita
temukan di kalangan gereja perdana di Korintus. Dalam 1 Korintus 3:1-9 kita
menemukan kisah tentang pertikaian yang terjadi di gereja Korintus. Gereja itu
terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang masing-masing saling membanggakan
diri sendiri. Muncul orang-orang yang mengklaim “Aku dari golongan Paulus,”
atau “Aku dari golongan Apolos.” Mungkin pula ada kelompok-kelompok lain yang
mengaku “Aku golongan dari Yesus,” sementara yang lainnya mereka anggap bukan
pengikut Yesus atau tidak mempunyai Yesus.
Masing-masing
kelompok ini menganggap diri mereka lebih baik, lebih hebat, bahkan lebih
tinggi daripada yang lainnya. Kalau demikian yang terjadi, siapakah yang paling
benar? Bagaimana pendapat kamu? Coba berikan contoh-contoh tentang pertikaian
di dalam gereja atau antar-gereja yang kamu ketahui dan tunjukkanlah apa
kira-kira faktor penyebabnya!
Contoh-contoh
pertikaian di dalam gereja masa kini:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Menurut
kamu, apa penyebabnya? Ledakan emosi yang tidak terkendali? Ketidakdewasaan
pribadi anggota-anggotanya? Sikap yang tidak bertanggung jawab dari pimpinan
dan anggota gereja? Kemungkinan-kemungkin apa lagi yang bisa menimbulkan
pertikaian gereja? Coba tuangkan pemikiran kalian di bawah ini:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Sekarang,
bayangkanlah apa yang akan terjadi apabila Hofni dan Pinehas ternyata hidup
bertanggungjawab, tidak egois, tidak mementingkan diri sendiri, dan tidak
emosional. Bagaimana kira-kira kisah mereka akan berlanjut?
Bayangkanlah
pula keadaan gereja di Korintus apabila anggota-anggotanya tidak terpecah-pecah
menjadi kelompok-kelompok yang membanggakan diri sendiri dan saling melecehkan,
bahkan menghina kelompok-kelompok yang dianggap menjadi lawannya.
Dalam
1 Korintus 13:11 Rasul Paulus berkata, “Ketika
aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti
kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi
dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”
Dari
sini jelas bahwa “Bertambah umur terjadi dengan sendirinya, tetapi menjadi
dewasa adalah pilihan.” Untuk bisa bertumbuh dan menjadi dewasa, kita harus
berusaha meninggalkan sikap kekanak-kanakan kita, cara berkata- kata, merasa,
dan berpikir seperti kanak-kanak. Kita harus bisa mengendalikan emosi kita dan
mempertimbangkan setiap keputusan kita sebelum kita tergesa-gesa mengatakan
sesuatu dan memutuskan untuk bertindak. Kita perlu bertanya terlebih dahulu,
apakah dampak kata-kata dan tindakan saya itu bagi saya dan bagi orang lain?
Samuel
bertumbuh dari kanak-kanak menjadi dewasa dan mengalami semuanya dengan indah.
Kitab 1 Samuel 2:26 melukiskan, “Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan
semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.” Ini semua
terjadi karena ia hidup dengan firman Tuhan. “Dan Samuel makin besar dan TUHAN
menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya
gugur” (1 Sam. 3:19). Indah, bukan?
BERTUMBUH MENJADI
BERHIKMAT
Dalam Amsal 2:6
dikatakan, “Karena TUHAN-lah yang memberikan
hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” Menurut kamu
apakah artinya kalimat ini?
Kalimat di atas
berarti:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
Dalam Kitab I
Raja-raja 4:29-30 dikatakan, “29Dan
Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta
akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, 30sehingga hikmat
Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang
Mesir.”
Hikmat Salomo dapat
kita temukan di dalam cerita ketika Salomo dihadapkan dengan sebuah persoalan
yang sangat berat. Dua orang ibu datang kepadanya, masing-masing memperebutkan
seorang bayi yang mereka akui sebagai bayi mereka (1 Raj. 3:16-28).
Bagaimanakah
kelanjutan cerita tersebut? Bacalah perikop 1 Raja-raja 3:16-28 dan kisahkan
kembali ceritanya. Lalu coba jelaskan apa makna ayat 1 Raja- raja 3:28 yang
berbunyi, “Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan
raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari
pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.”
Kelanjutan cerita
Salomo
.................................................................................................................
.................................................................................................................
Arti 1 Raja-raja
3:28 menurut saya
.................................................................................................................
.................................................................................................................
PENERAPAN
Thomas Huxley,
seorang pemikir Inggris, pernah mengatakan, “Jangan kita lupakan, bahwa apa
yang kita sebut sebagai alasan-alasan yang rasional untuk keyakinan kita,
seringkali adalah upaya-upaya yang sangat tidak rasional untuk membenarkan
naluri-naluri kita. “Apa maksud Huxley dengan kata-katanya ini? Maksudnya,
seringkali kita berusaha untuk membenarkan naluri-naluri kita yang egois, yang
emosional, yang tidak peduli terhadap orang lain, dengan alasan-alasan yang
tampaknya rasional. Misalnya, seorang
remaja laki-laki yang menuntut agar pacarnya memenuhi kebutuhan seksualnya
dengan mengatakan, “Kamu harus buktikan bahwa kamu betul-betul sayang aku.
Kalau kamu betul-betul sayang aku, kamu mestinya rela tidur dengan aku.”
Seorang gadis yang
tidak emosional, yang mampu mengendalikan pikiran dan emosinya dengan baik, akan
menolak permintaan ini. Apa yang terjadi kalau setelah ia menyerahkan kegadisannya,
laki-laki ini kemudian meninggalkannya? Apa yang terjadi kalau dia menjadi
hamil karena keputusannya itu? Siapa yang mau bertanggung jawab? Selain itu, ia
harus bertanya pula apakah tubuhnya secara fisiologis sudah siap untuk
melahirkan bayi? Data-data medis menunjukkan bahwa perempuan yang hamil dan
melahirkan pada usia yang terlalu muda cenderung mengalami kematian pada proses
melahirkan karena memang tubuhnya tidak siap untuk proses yang sangat berat
itu. Semua ini harus menjadi dasar pertimbangan yang matang, dan di situ
kedewasaan kamu akan terlihat dan diuji.
Masa remaja adalah
masa yang menyenangkan sekaligus menyulitkan karena ini adalah masa transisi.
Akan tiba masanya kamu akan bertumbuh dan menjadi dewasa. Seiring dengan
perkembangan menuju kedewasaan itu, kamu juga akan mengalami perkembangan emosi
dan menemukan jati diri kamu. Itulah sebabnya kamu perlu menemukan dan mengenal
terlebih dahulu akan konsep dirimu sendiri. Kamu harus memiliki konsep diri
yang positif dan berusaha mengubah dirimu serta cara pandangmu terhadap
persoalan di dalam hidup sehingga kamu akan dapat menanggapi segala
permasalahan dengan cara yang positif pula.
Kita sudah melihat
bagaimana sifat kekanak-kanakan, egoisme, emosi, bisa menyebabkan kita
mengambil keputusan-keputusan yang keliru dan bahkan merugikan kita. Kita sudah
melihat bahwa pemahaman tentang diri sendiri yang kadang-kadang harus berani menerima
kekurangan dan kekalahan justru adalah sikap yang penting sebagai ciri-ciri
kedewasan kita. Kita juga sudah melihat betapa pentingnya hidup bersama dengan
firman Tuhan setiap hari supaya kita bisa bertumbuh menjadi dewasa, matang, dan
bertanggung jawab dalam hidup kita. Bila kita setia mempelajari dan menjalankan
firman Tuhan dalam hidup kita - bahkan sejak kita masih kanak-kanak maka kita
akan dibimbing ke dalam kehidupan yang berhikmat, seperti yang diperlihatkan oleh
Samuel dan Salomo.
Kegiatan
Lihatlah bagan di
bawah ini, dan coba gambarkan sikap dan perbuatan apa yang seharusnya kamu
lakukan dalam setiap situasi untuk menunjukkan kepribadianmu yang dewasa dan
bertanggung jawab.
- Situasi: Temanmu meminta contekan dan gurumu mengetahuinya. Kamu dihukum guru, sementara temanmu tidak. Reaksi kamu:
- Situasi: Tim sepak bola sekolahmu kalah dalam pertandingan melawan sekolah lain dan diejek-ejek. Reaksi kamu:
- Situasi: Kamu ditegur teman karena berpacaran dengan seseorang yang tidak disukai temanmu itu. Reaksi kamu:
- Situasi: Kamu tidak ikut dalam kerja kelompok tetapi karena guru kamu tidak tahu, maka ia memberikan nilai yang sama untuk kamu dengan anggota kelompok lain. Reaksi kamu:
- Situasi: Ada seorang teman menurut kamu suka sekali membantah pernyataan-pernyataan kamu sehingga membuat kamu kesal. Reaksi kamu:
- Situasi: Teman baik kamu berhasil menjadi juara sementara kamu hanya menduduki tempat ketiga. Reaksi kamu:
- Situasi: Kamu seorang murid perempuan, dan pacar kamu, salah seorang teman laki-laki kamu di kelas, menuntut agar kamu melakukan hubungan terlarang dengannya, sebagai tanda bahwa kamu benar-benar mencintainya. Reaksi kamu:
- Sebutkanlah minimal tiga hal yang menunjukkan kematangan emosional dirinya, serta sikap yang menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab.
- Buatlah sebuah rencana kegiatan yang dapat menunjukkan bagaimana seorang remaja seperti kamu dapat mewujudkan nilai kasih dan keadilan dalam hidup sehari-hari. Misalnya, mengadakan program kunjungan rutin ke panti asuhan, atau ke panti jompo, bersama dengan teman-teman di sekolah atau di gereja. Usahakan supaya kegiatan itu bisa berjalan sekurang- kurangnya tiga kali dalam tiga bulan ke depan. Lalu buatlah catatan tentang arti pengalaman tersebut bagi teman-teman kamu yang ikut dalam program tersebut. Apa perasaan mereka? Apakah muncul semangat untuk berbagi dengan orang lain? dst.
RANGKUMAN
Kedewasaan
bukanlah sekadar sebuah proses biologis, melainkan juga proses mental, proses
psikologis. Orang yang bertumbuh menjadi semakin besar dan bertambah usia tidak
dengan sendirinya menjadi dewasa. Dari ilmu psikologi, kita belajar bahwa
kedewasaan itu dicirikan oleh kemampuan mengendalikan diri, berpikir matang,
penuh pertimbangan untuk masa depan, bukan hanya keputusan-keputusan untuk
kepentingan sesaat saja.
Dari Alkitab kita
juga belajar bahwa kedewasaan itu dicirikan oleh kebijaksanaan atau hikmat.
Masalahnya, hikmat tidak kita peroleh secara otomatis, tidak juga diperoleh
dengan belajar setinggi-tingginya. Hikmat tidak berkaitan dengan usia,
kekayaan, atau tingkat pendidikan yang tinggi. Alkitab menjelaskan bahwa hikmat
dimulai dengan pengenalan akan Firman Tuhan (“Karena TUHAN-lah yang memberikan
hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” Amsal 2:6).
I.
Penutup
Doa Penutup: Kami bersyukur untuk anugerah Tuhan yang
begitu besar dalam hidup kami. Kami bersyukur untuk keberadaan kami saat ini.
Biarlah kami memiliki kepercayaan diri yang baik, ya Tuhan sehingga kami juga dimampukan
untuk memiliki sikap hidup yang baik, yang tecermin melalui perkataan dan
perbuatan kami. Berilah hikmat kepada kami untuk dapat mengontrol emosi kami
dengan baik. Terima kasih ya Tuhan. Amin.