Pages

Kategori

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Paling Dilihat

17 Mei 2020

Bab IX. Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku

Bab IX. Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku
Bahan Alkitab: 1 Sam. 16:1-12, Efe. 5:22-33



Pengertian Modernisasi
Kita sering mendengar istilah modernisasi dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui media sosial, elektronik, maupun media cetak. Banyak definisi mengenai modernisasi, 

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa modernisasi sebagai sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.

J.W Schrool (1998) mengungkapkan modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua kegiatan, bidang kehidupan, dan aspek kemasyarakatan. Aspek yang paling menonjol proses modernisasi adalah perubahan Iptek yang tinggi.

William E. More (2003) mengungkapkan modernisasi adalah transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil.

Koentjaraningrat (1996) mengungkapkan bahwa modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang.

Soerjono Soekanto (1998), mengatakan bahwa modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan.

Dari sekian banyak pengertian yang disebutkan oleh para ahli di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa modernisasi adalah sebuah proses pergeseran yang terjadi kepada individu maupun masyarakat secara holistik sesuai dengan tuntutan zaman modern yang di dalamnya mengungkapkan semangat untuk hidup, bersikap, berpikir secara efektif, efisien, praktis, sederhana, serta menghargai kehidupan, dan menghargai waktu.

Berubahnya Berbagai Fungsi Keluarga
Dampak yang paling mendasar dari modernisasi bagi keluarga adalah perubahan fungsi dalam keluarga.

Pertama adalah perubahan fungsi dalam bidang pendidikan. Keluarga yang dahulu bertanggung jawab dalam melatih anak pada usia dini dalam hal fisik, mental, dan spiritual, pada zaman modern fungsinya sudah mulai digeser oleh lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Keluarga yang dahulu berfungsi memberikan pengetahuan tambahan dalam hal kognitif, tentang pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah kini fungsinya mulai digeser oleh lembaga-lembaga bimbingan belajar. Namun seiring dengan perkembangan yang terus berjalan fungsi keluarga dalam bidang pendidikan mulai terlihat kembali dengan munculnya model home-schooling.

Kedua adalah fungsi sosialisasi anak. Keluarga yang dahulu bertugas untuk membentuk kepribadian anak, memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok sosial masyarakat, pada zaman modern perannya mulai digeser. Peran keluarga tersebut sekarang diambil alih oleh lembaga-lembaga training yang menawarkan jasa pembentukan kepribadian, serta lembaga-lembaga konseling psikologis yang menawarkan jasa untuk mengetahui bakat dan minat melalui tes psikologi.

Ketiga adalah fungsi perlindungan. Keluarga yang dahulunya bertugas untuk memberikan tempat yang nyaman bagi anggota keluarga dan memberikan perlindungan secara fisik, ekonomi, maupun psikologis bagi seluruh anggotanya, pada zaman modern fungsinya mulai digeser oleh lembaga-lembaga yang menawarkan jasa-jasa asuransi.

Keempat adalah fungsi perasaan. Keluarga yang dahulunya bertugas memberikan rasa keintiman, perhatian, dan rasa aman yang tercipta dalam keluarga, pada zaman modern perannya sudah mulai digeser oleh baby sitter, dan day care.

Kelima adalah fungsi rekreatif. Keluarga yang dahulunya berfungsi untuk mencari hiburan, serta memberikan suasana yang segar dan gembira dalam lingkungan keluarga, pada zaman modern perannya sudah mulai digeser oleh media cetak, elektronik, dan media sosial.

Dampak Modernisasi bagi Keluarga
Ternyata modernisasi yang terus berjalan di tengah-tengah masyarakat memiliki dampak yang cukup signifikan. Dampak modernisasi tersebut dapat berbentuk pengaruh positif maupun negatif baik dalam kehidupan pribadi maupun keluarga.

Pengaruh positif modernisasi misalnya dapat membentuk anggota keluarga menjadi pribadi yang menerima dan terbuka pada hal-hal baru. Pada umumnya mereka berani menyatakan pendapat, menghargai waktu, memiliki orientasi pada masa depan. Pada umumnya mereka menghargai adanya perencanaan dan pengorganisasian. Mereka juga memiliki rasa percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain, percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjunjung sikap imbalan harus sama dengan prestasi kerja. Cara mengembangkan iman generasi modern bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, terutama banyak diakses oleh remaja dan pemuda.

Pengaruh negative dari dampak modernisasi adalah membentuk seseorang untuk memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap pragmatis. Terlalu menggantungkan diri pada alat-alat modern, bahkan modernisasi dianggap sebagai Allah. Modernisasi juga dapat menghilangkan fungsi-fungsi vital dari keluarga. Juga berpotensi meningkatnya arus urbanisasi. Dalam kehidupan remaja dapat terlihat meningkatnya kenakalan remaja, dan meningkatnya perilaku menyimpang pada remaja dan orang tua.


Keluarga sebagai “Bejana Tanah Liat” di Tengah Dampak Modernisasi
Berdasarkan pemahaman yang menyatakan bahwa modernisasi adalah sebuah proses dengan aspek penting, yakni efektivitas, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan, dan menghargai waktu. Oleh karena itu, keluarga Kristen perlu mengembangkan sikap yang terbuka dan mau menerima masukan dari semua pihak termasuk setiap proses perubahan yang diusung oleh zaman modern. Oleh karena itu agaknya model keluarga sebagai “bejana tanah liat” yang dicetuskan oleh Marjorie Thomson (2000) dapat menjadi rujukan pembelajaran bagi keluarga.

Pada dasarnya “keluarga sebagai tanah liat” ini, memiliki esensi bahwa keluarga memiliki sikap dan pemikiran yang tidak kaku, cenderung terbuka, dan dapat menerima perubahan. Keluarga dapat dan bisa dibentuk ulang oleh Tuhan untuk dapat menerapkan model tersebut. Pada intinya masing-masing anggota keluarga harus menyadari bahwa mereka adalah insan-insan yang tidak sempurna sehingga menyediakan diri untuk dibentuk oleh Allah dalam setiap tantangan. Dengan keterbukaan yang dimiliki tersebut, keluarga diharapkan dapat lebih menyerap semangat-semangat positif yang ingin dicapai oleh zaman modern. Melalui modernisasi keluarga juga dapat memanfaatkannya untuk sarana pengembang iman.

Belajar dari Alkitab, kita bisa menemukan contoh dampak modernisasi atau perubahan zaman yang positif maupun negatif bila dikaitkan dengan keluarga. Dampak negatif dapat kita lihat dari kisah kehidupan keluarga Isai yang memengaruhi kehidupan Daud anaknya, dalam 1Samuel 16:1-12. Pada nats tersebut dijelaskan bahwa karena didikan Isai di dalam rumah memengaruhi cara hidup Daud selanjutnya, terutama ketika dia sudah menjadi raja. Berbagai kebijakan, berinisiatif untuk melakukan perang, dan memaksakan keadaan damai lewat ancaman merupakan hal yang kiranya tidak perlu kita teladani. Sedangkan contoh yang positif dapat kita lihat dalam surat Efesus 5:22-33. Teks tersebut merupakan nasehat kepada orang Kristen yang hidup di kota metropolis pusat perdagangan modern di kerajaan Romawi. Di tengah masyarakat modern banyak orang yang bersikap egois, pemikiran pragmatis, mentuhankan modernisasi, kurangnya penghargaan terhadap kemanusiaan dan banyak terjadi penyimpang- an dalam keluarga. Dalam konteks seperti ini penulis kitab memberikan saran sederhana mengenai aturan yang pantas dalam membina hubungan sesama anggota “keluarga Kristen”. Meletakkan fondasi kehidupan keluarga kepada Kristus sebagai kepala keluarga (Ef. 5:22, 24). Hubungan yang terjalin dalam keluarga Kristen mencerminkan nilai-nilai keadilan (ayat 28), kesetaraan (ayat 33), serta anjuran agar semua anggota keluarga mempunyai kesadaran dan melakukan fungsi masing-masing sesuai perannya. Nats ini memberikan teladan bagi kita semua mengenai bagaimana menjalankan kehidupan di tengah pengaruh negatif peradaban modern yang makin merusak fungsi-fungsi keluarga Kristen. Contoh keteladanan tersebut dapat diperoleh melalui Tuhan Yesus Kristus.

Tugas: Berbagi Pengalaman
Tuliskan pengalaman tentang dampak modernisasi bagi keluargamu! 
Pertanyaan berikut akan memandu kalian menjawab pertanyaan.   
  1. Apa saja dampak modernisasi yang muncul dalam keluargamu? 
  2. Dampak modernisasi dalam keluargamu cenderung mengarah pada proses seperti apa?
  3. Apakah dalam keluargamu ada perubahan peran laki-laki dan perempuan yang diakibatkan oleh modernisasi, kalau ada seperti apa bentuknya? Kalau tidak ada berikan alasannya!
  4. Bagaimana keluargamu mengarahkan anggotanya untuk dapat terhindar dari dampak negatif modernisasi?