Bab IX. Dampak
Modernisasi Bagi Keluargaku
Bahan
Alkitab: 1 Sam. 16:1-12, Efe. 5:22-33
Pengertian
Modernisasi
Kita
sering mendengar istilah modernisasi dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui
media sosial, elektronik, maupun media cetak. Banyak
definisi mengenai modernisasi,
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa
modernisasi sebagai sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga
masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.
J.W Schrool (1998)
mengungkapkan modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua
kegiatan, bidang kehidupan, dan aspek kemasyarakatan. Aspek yang paling
menonjol proses modernisasi adalah perubahan Iptek yang tinggi.
William E. More (2003)
mengungkapkan modernisasi adalah transformasi total kehidupan bersama dalam
bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola
ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil.
Koentjaraningrat (1996) mengungkapkan
bahwa modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia
sekarang.
Soerjono Soekanto (1998),
mengatakan bahwa modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang
biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan.
Dari
sekian banyak pengertian yang disebutkan oleh para ahli di atas dapat diperoleh
kesimpulan bahwa modernisasi adalah sebuah proses pergeseran yang terjadi
kepada individu maupun masyarakat secara holistik sesuai dengan tuntutan zaman
modern yang di dalamnya mengungkapkan semangat untuk hidup, bersikap, berpikir
secara efektif, efisien, praktis, sederhana, serta menghargai kehidupan, dan
menghargai waktu.
Berubahnya
Berbagai Fungsi Keluarga
Dampak
yang paling mendasar dari modernisasi bagi keluarga adalah perubahan fungsi
dalam keluarga.
Pertama adalah
perubahan fungsi dalam bidang pendidikan. Keluarga yang dahulu bertanggung
jawab dalam melatih anak pada usia dini dalam hal fisik, mental, dan spiritual,
pada zaman modern fungsinya sudah mulai digeser oleh lembaga-lembaga pendidikan
anak usia dini. Keluarga yang dahulu berfungsi memberikan pengetahuan tambahan
dalam hal kognitif, tentang pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah kini
fungsinya mulai digeser oleh lembaga-lembaga bimbingan belajar. Namun seiring
dengan perkembangan yang terus berjalan fungsi keluarga dalam bidang pendidikan
mulai terlihat kembali dengan munculnya model home-schooling.
Kedua adalah
fungsi sosialisasi anak. Keluarga yang dahulu bertugas untuk membentuk
kepribadian anak, memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan,
cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok sosial masyarakat, pada zaman
modern perannya mulai digeser. Peran keluarga tersebut sekarang diambil alih
oleh lembaga-lembaga training yang menawarkan jasa pembentukan kepribadian,
serta lembaga-lembaga konseling psikologis yang menawarkan jasa untuk
mengetahui bakat dan minat melalui tes psikologi.
Ketiga adalah
fungsi perlindungan.
Keluarga yang dahulunya bertugas untuk memberikan tempat yang nyaman bagi
anggota keluarga dan memberikan perlindungan secara fisik, ekonomi, maupun
psikologis bagi seluruh anggotanya, pada zaman modern fungsinya mulai digeser
oleh lembaga-lembaga yang menawarkan jasa-jasa asuransi.
Keempat adalah
fungsi perasaan.
Keluarga yang dahulunya bertugas memberikan rasa keintiman, perhatian, dan rasa
aman yang tercipta dalam keluarga, pada zaman modern perannya sudah mulai
digeser oleh baby sitter, dan day care.
Kelima adalah
fungsi rekreatif.
Keluarga yang dahulunya berfungsi untuk mencari hiburan, serta memberikan
suasana yang segar dan gembira dalam lingkungan keluarga, pada zaman modern
perannya sudah mulai digeser oleh media cetak, elektronik, dan media sosial.
Dampak
Modernisasi bagi Keluarga
Ternyata
modernisasi yang terus berjalan di tengah-tengah masyarakat memiliki dampak
yang cukup signifikan. Dampak modernisasi tersebut dapat berbentuk pengaruh
positif maupun negatif baik dalam kehidupan pribadi maupun keluarga.
Pengaruh
positif modernisasi misalnya dapat membentuk anggota keluarga menjadi pribadi
yang menerima dan terbuka pada hal-hal baru. Pada umumnya mereka berani
menyatakan pendapat, menghargai waktu, memiliki orientasi pada masa depan. Pada
umumnya mereka menghargai adanya perencanaan dan pengorganisasian. Mereka juga
memiliki rasa percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain,
percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjunjung sikap imbalan
harus sama dengan prestasi kerja. Cara mengembangkan iman generasi modern bisa
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, terutama banyak diakses oleh
remaja dan pemuda.
Pengaruh
negative dari dampak modernisasi adalah membentuk seseorang untuk memiliki
kecenderungan berpikir dan bersikap pragmatis. Terlalu menggantungkan diri pada
alat-alat modern, bahkan modernisasi dianggap sebagai Allah. Modernisasi juga
dapat menghilangkan fungsi-fungsi vital dari keluarga. Juga berpotensi
meningkatnya arus urbanisasi. Dalam kehidupan remaja dapat terlihat
meningkatnya kenakalan remaja, dan meningkatnya perilaku menyimpang pada remaja
dan orang tua.
Berdasarkan
pemahaman yang menyatakan bahwa modernisasi adalah sebuah proses dengan aspek
penting, yakni efektivitas, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan, dan
menghargai waktu. Oleh karena itu, keluarga Kristen perlu mengembangkan sikap
yang terbuka dan mau menerima masukan dari semua pihak termasuk setiap proses
perubahan yang diusung oleh zaman modern. Oleh karena itu agaknya model
keluarga sebagai “bejana tanah liat” yang dicetuskan oleh Marjorie Thomson
(2000) dapat menjadi rujukan pembelajaran bagi keluarga.
Pada
dasarnya “keluarga sebagai tanah liat” ini, memiliki esensi bahwa keluarga
memiliki sikap dan pemikiran yang tidak kaku, cenderung terbuka, dan dapat
menerima perubahan. Keluarga dapat dan bisa dibentuk ulang oleh Tuhan untuk
dapat menerapkan model tersebut. Pada intinya masing-masing anggota keluarga
harus menyadari bahwa mereka adalah insan-insan yang tidak sempurna sehingga
menyediakan diri untuk dibentuk oleh Allah dalam setiap tantangan. Dengan
keterbukaan yang dimiliki tersebut, keluarga diharapkan dapat lebih menyerap
semangat-semangat positif yang ingin dicapai oleh zaman modern. Melalui
modernisasi keluarga juga dapat memanfaatkannya untuk sarana pengembang iman.
Belajar
dari Alkitab, kita bisa menemukan contoh dampak modernisasi atau perubahan
zaman yang positif maupun negatif bila dikaitkan dengan keluarga. Dampak
negatif dapat kita lihat dari kisah kehidupan keluarga Isai yang memengaruhi
kehidupan Daud anaknya, dalam 1Samuel 16:1-12. Pada nats tersebut dijelaskan
bahwa karena didikan Isai di dalam rumah memengaruhi cara hidup Daud
selanjutnya, terutama ketika dia sudah menjadi raja. Berbagai kebijakan,
berinisiatif untuk melakukan perang, dan memaksakan keadaan damai lewat ancaman
merupakan hal yang kiranya tidak perlu kita teladani. Sedangkan contoh yang
positif dapat kita lihat dalam surat Efesus 5:22-33. Teks tersebut merupakan
nasehat kepada orang Kristen yang hidup di kota metropolis pusat perdagangan
modern di kerajaan Romawi. Di tengah masyarakat modern banyak orang yang
bersikap egois, pemikiran pragmatis, mentuhankan modernisasi, kurangnya
penghargaan terhadap kemanusiaan dan banyak terjadi penyimpang- an dalam
keluarga. Dalam konteks seperti ini penulis kitab memberikan saran sederhana
mengenai aturan yang pantas dalam membina hubungan sesama anggota “keluarga
Kristen”. Meletakkan fondasi kehidupan keluarga kepada Kristus sebagai kepala
keluarga (Ef. 5:22, 24). Hubungan yang terjalin dalam keluarga Kristen
mencerminkan nilai-nilai keadilan (ayat 28), kesetaraan (ayat 33), serta
anjuran agar semua anggota keluarga mempunyai kesadaran dan melakukan fungsi
masing-masing sesuai perannya. Nats ini memberikan teladan bagi kita semua
mengenai bagaimana menjalankan kehidupan di tengah pengaruh negatif peradaban
modern yang makin merusak fungsi-fungsi keluarga Kristen. Contoh keteladanan
tersebut dapat diperoleh melalui Tuhan Yesus Kristus.
Tugas:
Berbagi Pengalaman
Tuliskan
pengalaman tentang dampak modernisasi bagi keluargamu!
Pertanyaan berikut akan memandu kalian menjawab pertanyaan.
- Apa saja dampak modernisasi yang muncul dalam keluargamu?
- Dampak modernisasi dalam keluargamu cenderung mengarah pada proses seperti apa?
- Apakah dalam keluargamu ada perubahan peran laki-laki dan perempuan yang diakibatkan oleh modernisasi, kalau ada seperti apa bentuknya? Kalau tidak ada berikan alasannya!
- Bagaimana keluargamu mengarahkan anggotanya untuk dapat terhindar dari dampak negatif modernisasi?